Indomie Ditarik dari Pasar Taiwan, Ini Penyebabnya

- 26 April 2023, 13:58 WIB
Indomie ditarik dari pasar Taiwan, ini penyebabnya.
Indomie ditarik dari pasar Taiwan, ini penyebabnya. /Focus Taiwan
ZONABANTEN.com - Indomie, merek mie instan yang sangat digemari berbagai kalangan dan telah diekspor ke berbagai negara, ditarik dari pasar Taiwan.
 
Hal ini karena Indomie yang ada di Taiwan terdeteksi mengandung zat karsinogen. Jika dikonsumsi, zat tersebut bisa memicu kanker pada tubuh manusia.

Departemen Kesehatan Taipei menyampaikan bahwa zat berbahaya tersebut ditemukan dalam varian Indomie rasa Ayam Spesial. Selain Indomie, zat karsinogen pun ditemukan dalam Mie Kari Putih Ah Lai dari Malaysia.

Selain zat karsinogen, ada etilen oksida, senyawa kimia yang terkait dengan limfoma dan leukemia. Etilen oksida akan berubah menjadi racun jika dikonsumsi atau dihirup manusia. Hal itu tentu sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia.

Baca Juga: Kasus Perselingkuhan Virgoun Ramai Dibicarakan, Berikut 4 Fakta yang Diungkap Inara Rusli

Selain menyebabkan limfoma dan leukemia, etilen oksida juga dapat menyebabkan iritasi serius pada kulit dan mata siapa saja yang bersentuhan dengan zat tersebut. Selain itu, etilen oksida juga dapat memicu cacat sejak lahir.

Chen Yi-ting selaku Kepala Divisi Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Taipei mengatakan bahwa pemeriksaan mie instan dilakukan dengan memilih 30 produk dari supermarket, toko serba ada, hypermarket, pasar basah tradisional, toko makanan Asia Tenggara, dan importir grosir, secara acak.

Pedagang yang menjual produk Indomie dan mie yang berasal dari Malaysia tersebut telah diminta untuk menarik produk tersebut dari rak dagangan mereka.

Jika mereka masih memasarkan mie yang mengandung zat berbahaya tersebut, pemerintah setempat akan menindak tegas dan memberikan sanksi.

Baca Juga: Angka Kelahiran Terus Menurun, Korea Selatan Diprediksi Jadi Negara Hilang

Selain itu, importir produk akan dikenakan denda sebesar 60 ribu dolar Taiwan (sekitar 28,94 juta rupiah) dan 200 juta dolar Taiwan (sekitar 96,45 miliar rupiah).***

Editor: Rismahani Ulina Lubis

Sumber: Focus Taiwan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x