Waspada! COVID-19 Dapat Timbulkan Efek Jangka Panjang, Simak Tanda dan Gejalanya di Sini

4 Maret 2022, 16:11 WIB
Ilustrasi Sakit Kepala, Salah Satu Tanda dan Gejala COVID-19 Efek Jangka Panjang/ Unsplash/ Engin Akyurt /

ZONABANTEN.com – Efek jangka panjang gejala COVID-19 terkadang dapat bertahan hingga berbulan-bulan.

COVID-19 (virus corona), dapat merusak paru-paru, jantung, dan otak, yang meningkatkan risiko masalah kesehatan jangka panjang.

Menurut Mayo Clinic, kebanyakan orang yang terserang COVID-19, dapat pulih sepenuhnya dalam beberapa minggu.

Namun, beberapa orang bahkan masih mengalami gejala setelah pemulihan awal.

Baca Juga: Media Jepang Sorot Pratama Arhan yang akan Segera Bergabung dengan Tokyo Verdy di J2 League

Dan orang-orang yang masih mengalami gejala setelah pemulihan awal, biasa disebut sindrom pasca COVID-19 atau Long COVID-19, umumnya gejalanya akan bertahan lebih dari empat minggu.

Umumnya orang yang lebih tua dan orang yang memiliki kondisi kesehatan lain, dapat mengalami gejala COVID-19 yang berkepanjangan.

Namun, ada beberapa orang muda yang sehat juga dapat mengalami gejala COVID-19 yang berkepanjangan.

Berikut ini tanda dan gejala umum yang bertahan dari waktu ke waktu:

Baca Juga: Beasiswa Indonesian Event Batch 2 Telah Dibuka, Semua Alurnya Gratis!

1. Kelelahan

2. Sesak napas atau kesulitan bernapas

3. Batuk

4. Nyeri sendi

5. Sakit dada

6. Masalah memori, konsentrasi, atau tidur

7. Sakit otot atau sakit kepala

8. Detak jantung cepat

9. Depresi atau kecemasan

10. Demam

11. Pusing saat berdiri

Baca Juga: Everton Kalahkan Boreham Wood dengan Dua Gol Solomon Rondon, Hantar ke Perempat Final Piala FA

Gejala yang memburuk dapat mengakibatkan kondisi kesehatan lainnya, seperti:

1. Kerusakan Organ

Meskipun COVID-19 dipandang sebagai penyakit yang menyerang paru-paru. Namun, ini juga dapat merusak organ lain, termasuk jantung, ginjal, dan otak.

Pada beberapa orang, efek kesehatan jangka panjang mungkin termasuk masalah pernapasan jangka panjang, komplikasi jantung, gangguan ginjal kronis, stroke, atau sindrom Guillain Barre (suatu kondisi yang menyebabkan kelumpuhan sementara).

Selain itu, beberapa orang dewasa dan anak-anak, dapat mengalami sindrom inflamasi multisistem setelah terinfeksi COVID-19.

Baca Juga: Grup K-pop Seventeen Siap Meluncurkan Film Perdananya pada April

2. Pembekuan Darah

COVID-19 dapat membuat sel darah lebih mungkin menggumpal dan membentuk gumpalan dan gumpalan besar dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.

Bahkan sebagian kerusakan jantung yang disebabkan oleh COVID-19 diyakini berasal dari gumpalan yang sangat kecil dan menyumbat pembuluh darah kapiler di otot jantung.

Gumpalan darah juga dapat ditemukan di bagian tubuh lain, termasuk paru-paru, kaki, hati, dan ginjal.

Baca Juga: Prediksi Persik vs Madura United, BRI Liga 1: Susunan Line Up Pemain dan Klasemen, 5 Maret 2022

3. Masalah Suasana hati dan Kelelahan

Orang yang memiliki gejala COVID-19 yang parah seringkali harus dirawat di unit perawatan intensif rumah sakit.

Hal itu dapat membuat seseorang lebih mungkin untuk mengembangkan sindrom stres pasca trauma, depresi, dan kecemasan.

Selain itu, banyak orang yang telah pulih dari SARS terus mengembangkan sindrom kelelahan kronis, dan ini mungkin berlaku untuk orang yang terpapar COVID-19.

Baca Juga: 2 Amalan Sunnah Hari Jumat yang Dianjurkan untuk Muslim dan Muslimah, Salah Satunya Menjaga Kebersihan

Terkait hal tersebut, para peneliti juga merekomendasikan kepada dokter untuk memantau orang dengan COVID-19, untuk melihat apakah organ mereka berfungsi dengan baik setelah pemulihan.

Tindakan pencegahan juga jauh lebih baik, termasuk memakai masker, menjaga jarak sosial, menghindari kerumunan, mendapatkan vaksin, dan menjaga kebersihan tangan.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: Mayo Clinic

Tags

Terkini

Terpopuler