Di Mana Permainan Suit Pertama Ditemukan? Ini Asal Usul Batu Kertas Gunting!

2 Maret 2022, 16:39 WIB
Illustrasi gunting batu kertas, atau suit /Pexels/Pavel Danilyuk

ZONABANTEN.com – Suit adalah salah satu permainan tradisional yang cukup sering dipraktikan, baik untuk sekedar bersenang-senang ataupun sebagai penentu keputusan.

Cara bermain suit tergolong sederhana. Biasanya dimainkan oleh dua orang, pemain cukup membuat bentuk gunting, batu, atau kertas menggunakan tangan.

Pemenang suit akan ditentukan dari bentuk yang dilemparkan. Gunting mengalahkan kertas, namun tidak dapat melawan batu. Kertas lebih kuat daripada batu dan lemah terhadap gunting, sementara batu akan menang apabila lawannya gunting, namun kalah kepada kertas.

Suit sendiri bukan hanya dikenal di Indonesia, namun di berbagai belahan bumi, seperti di Jepang, di mana permainan ini dikenal dengan nama jankenpon, atau Prancis sebagai Roshambo.

Baca Juga: Sudah Tahu Belum, Kalau ‘Hompimpa Alaium Gambreng’ Berasal dari Bahasa Sansekerta? Ternyata Ini Artinya

Ternyata permainan ini memiliki sejarah yang cukup panjang dan diperkirakan sudah ada semenjak ribuan tahun lalu.

Permainan ini pertama disebut dalam buku “Wuzazu” yang ditulis oleh penulis Dinasti Ming Xie Zhaozi. Menurutnya, batu kertas gunting telah dikenal sejak zaman Dinasti Han dengan nama shoushiling.

Selain itu, permainan ini juga tercatat dalam sejarah Jepang sebagai sansukumi-ken. Versi ini menggunakan kodok (ibu jari), yang dikalahkan oleh siput (jari kelingking). Siput sendiri kalah kepada ular (jari telunjuk).

Bentuk batu kertas gunting seperti yang dikenal di masa kini ditemukan di Jepang pada antara zaman Edo dan Meiji dan dipanggil dengan sebutan Janken.

Baca Juga: Beginilah Asal-Usul Fuyunghai, Hidangan Omelet Versi Chinese

Permainan ini kemudian mulai menyebar ke luar Asia. Pada tahun 1924, sebuah mainan bernama  zhot diduga sebagai jankenpon dengan nama yang berbeda karena kemiripan di antara keduanya.

Kepopuleran batu kertas gunting terus meluas setelahnya, dan pada tahun 1932, sebuah artikel mengenai permainan tersebut diterbitkan di surat kabar New York Times pada tahun 1932.

Menurut Comption's Pictured Encyclopedia edisi 1933 dalam sebuah artikel mengenai Jepang, tradisi yang diberi nama “John Kem Po” itu adalah metode umum untuk menyelesaikan perselisihan di antara anak-anak.

"Ini adalah cara yang baik untuk memutuskan argumen sehingga anak laki-laki dan perempuan Amerika mungkin ingin mempraktikkannya juga,” tulisnya.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Kabar Wonosobo wrpsa.com

Tags

Terkini

Terpopuler