Hidden Hunger, Penyebab Cepat Sakit, Tubuh Kurus, Perut Buncit, Pertumbuhan Lambat, Ini Tips Mengatasinya

26 Januari 2021, 10:24 WIB
Hidden Hunger, Penyebab Cepat Sakit, Tubuh Kurus, Perut Buncit, Pertumbuhan Lambat, Ini Tips Mengatasinya /PEXELS

ZONA BANTEN - Hidden hunger atau rasa lapar yang tersembunyi merupakan salah satu ciri kurangnya asupan vitamin dan mineral dalam tubuh.

Hidden hunger terjadi ketika kualitas makanan yang dimakan tidak memenuhi standar kebutuhan gizi seseorang.

Keadaan Hidden Hunger bisa jadi penyebab seorang anak cepat sakit, memiliki tubuh kurus, perut buncit, serta pertumbuhan yang lambat.

Baca Juga: Panduan Asupan Yodium untuk Cegah Anak Lahir dengan IQ Rendah, dan Gangguan Fungsi Mental pada Orang Dewasa

Selain itu Wanita dan anak-anak dalam keluarga berpenghasilan rendah seringkali dalam keadaan hidden hunger yang tidak disadari.

Dan pada akhirnya mereka tidak mendapatkan cukup vitamin a, yodium dan zat besi, dan terkadang nutrisi penting lainnya.

Kekurangan asupan penting dalam tubuh bisa membatasi pertumbuhan, perkembangan, kesehatan dan kapasitas kerja mereka.

Baca Juga: Mengejutkan! Hasil Studi: Makan Kacang Dapat Mengurangi Risiko Demensia

Memastikan orang mendapatkan vitamin, mineral, dan nutrisi penting akan membantu mencegah malnutrisi.

Di antara masalah nutrisi pada sebagian masyarakat Indonesia saat ini, rendahnya pemenuhan zat gizi mikro yang berujung hidden hunger atau kelaparan tersembunyi salah satunya.

Data Global Hunger Index pada 2020 menunjukkan, Indonesia berada pada posisi 70 dari 107 negara dan sekitar 20-40 persen masyarakat di Indonesia mengalami kekurangan zat gizi mikro.

Baca Juga: D.O. EXO Resmi Keluar dari Wajib Militer, Beri Hadiah Istimewa Bagi Penggemar

"Konsumsi buah dan sayur yang kurang menyebabkan rendahnya pemenuhan zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral," kata Kepala Seksi Mutu Gizi Kementerian Kesehatan, dr. Hera Nurlita, dalam sebuah konferensi daring terkait gizi pada Senin, 25 Januari 2021.

"Buah dan sayuran diketahui mengandung vitamin, mineral dan serat pangan yang berperan membantu proses metabolisme tubuh seperti membantu memproduksi energi, memelihara dan perawatan jaringan tubuh, membantu tumbuh kembang anak," tutur Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor, Prof. Dodik Briawan

Kekurangan asupan dua bahan pangan ini bisa menempatkan seseorang baik itu balita maupun orang dewasa berada dalam kondisi Hidden Hunger atau kelaparan tersembunyi.

Baca Juga: Frank Lampard Dipecat Chelsea, Ini Pernyataan Pemilik Klub Roman Abramovich

"Hidden hunger ini berbeda dengan kelaparan biasa yang biasanya dikenali dengan tubuhnya kurus, perutnya buncit (ini kelaparan yang kentara). Ibu-ibu tidak tahu anaknya cepat sakit, tumbuhnya tidak bisa optimal, prestasi akademik tidak bagus, ini ciri hidden hunger," kata Dodik.

Di sisi lain, anemia juga bisa menjadi penyebab munculnya Hidden Hunger. Data menunjukkan anemia defisiensi besi di Indonesia mencapai angka 30 persen dan pada ibu hamil jumlahnya mencapai 50 persen.

"Apabila seseorang kekurangan zat besi, vitamin A dan yodium bisa menurunkan PDB sekitar 5 persen dari PDB nasional. Dampak lainnya selain ekonomi, IQ lost dan dampak jangka panjang lainnya," tutur Dodik.

Baca Juga: Trump Dituding 'Menjual Grafik COVID-19 yang Menyesatkan Pada Publik

Ada beberapa cara atau tips untuk mengatasi keadaan Hidden Hunger dalam tubuh.

Pakar gizi klinik, dr. Diana F. Suganda mengatakan seseorang hanya memerlukan jumlah sedikit asupan mikro nutrisi, berbeda dengan makro nutrisi seperti kabohidrat, protein dan lemak yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah relatif lebih besar.

Walau sedikit, zat gizi mikro ini seringkali dilupakan bahkan disepelekan yang mengakibatkan fungsi tubuh tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya.

Baca Juga: 5 Cara Biden Dapat Membantu Tesla, GM, dan Lainnya Meningkatkan Penjualan Kendaraan Listrik di AS

Diana merekomendasikan untuk memvariasikan bahan pangan yang tersedia untuk mencegah kekurangan zat gizi ini.

"Karena tidak ada satu bahan makanan yang mengandung semua zat gizi. campur-campur semua bahan makanan, kita variasikan sesuai komposisi dari Kemenkes, Isi Piringku," tutur dia.

Orang tua sebelumnya perlu membekali diri dengan pengetahuan kebutuhan zat gizi, kemudian menerapkan pada keseharian guna mencegah keadaan hidden hunger.

Baca Juga: 5 Cara Biden Dapat Membantu Tesla, GM, dan Lainnya Meningkatkan Penjualan Kendaraan Listrik di AS

Penyusunan menu makanan mingguan sesuai panduan Kemenkes "Isi Piringku" bisa menjadi solusi, yakni 1/3 piring berisi karbohidrat misalnya nasi, kentang atau jagung, 1/3 piring berikutnya berisi sayuran dengan beragam warna (agar mikronutrien semakin banyak) dan 1/3 sisanya untuk lauk pauk misalnya protein hewani dan nabati; lemak dan buah.

"Lauk bisa dicampur misalnya pagi telur, siang ikan, besok diganti lagi dengan ayam, tahu dan tempe. Jadi komposisi gizi seimbangnya dapat. Tidak harus mahal ya," kata Diana.

Dia menyarankan agar menyajikan makanan segar setiap harinya. Namun ada beberapa bahan pangan yang bisa Anda siapkan setengah jadi lalu disimpan di lemari es untuk dikonsumsi 2-3 hari kemudian, semisal ayam yang sudah dibumbui dan sebagainya.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler