ZONABANTEN.com - Sasha Grey telah dikenal banyak orang sebagai mantan bintang porno, tetapi pentingnya literasi nampaknya ada dalam hasratnya.
Sasha Grey menjadi bintang porno pada tahun 2006, tepat setelah dirinya berusia 18 tahun. Tetapi kemudian memilih berhenti pada tahun 2011.
Meski karier sebagai bintang porno telah membuatnya sukses, rupanya ini tak serta merta membuat Sasha Grey meninggalkan dunia pendidikan.
Baca Juga: Tampak Seperti Gadis! Ini Potret Terbaru Sunny Leone, Mantan Bintang Porno
Ia adalah lulusan dari perguruan tinggi Sacramento City College, di California, Amerika Serikat, mengambil bidang pendidikan film, tari, dan akting.
Bahkan setelah memutuskan keluar dari industri pornografi, Sasha Grey masih memiliki perhatian dalam dunia literasi.
Ia sempat mengeluarkan buku setelah dirinya berhenti dari industri pornografi. Beberapa karya yang pernah ia keluarkan diantaranya Neü Sex dan The Juliette Society yang berupa trilogi.
Tak puas sampai pada dirinya, Sasha Grey mencoba untuk menekankan pentingnya literasi kepada lebih banyak orang.
Salah satunya adalah dengan mengenalkan hobi membaca kepada anak-anak. Tetapi hal ini justru membuat dirinya dikritik.
Baca Juga: 'Manusia Gerobak' akan Ditindak Tegas oleh Kemensos Selama Ramadhan hingga Lebaran
Sesaat setelah dirinya berhenti dari industri pornografi, Sasha Grey mencoba mengenalkan pentingnya membaca kepada anak-anak di Emerson Elementary School, di Compton, California.
Namun setelah itu, dirinya mendapat sejumlah keluhan dari para orang tua murid, mengingat pekerjaan sebelumnya yang pernah ia lakukan.
Hal ini terjadi karena Compton Unified School District, lalai dalam memberikan informasi mengenai siapa Sasha Grey sebenarnya, kepada para orang tua murid.
Compton Unified School District bahkan menyangkal bahwa pihaknya hanya mengenal Sasha Grey melalui serial HBO, Entourage.
Tetapi dari semua itu, hal yang paling disesalkan Sasha Grey adalah mengenai alasan para orang tua, yang tidak suka melihatnya membacakan buku pada anak-anak mereka.
Para orang tua lebih memilih seseorang dengan profesi polisi atau pemadam kebakaran, yang dianggap sebagai profesi yang lebih baik.
Sementara Sasha Grey mengatakan bahwa memberi kesadaran membaca pada anak-anak, adalah hal yang natural untuk dilakukan.
Ini tidak ada hubungannya dengan siapa yang memberikan kesadaran itu, atau status pekerjaan dari orang tersebut.
"Buta huruf berkontribusi pada kemiskinan. Mendorong anak-anak untuk mengambil buku adalah hal mendasar. Saya percaya pendidikan adalah hak universal," kata Sasha Grey yang menyesalkan penolakannya tersebut.***