ZONABANTEN.com – ‘In the Name of God: A Holy Betrayal’ adalah film dokumenter produksi Netflix yang belakangan ini menarik perhatian.
‘In the Name of God: A Holy Betrayal’ bercerita tentang ajaran sesat yang ada di Korea Selatan. Ada empat orang yang menyebut diri mereka sebagai dewa. Para pengikut aliran tersebut menderita karena kejahatan yang dilakukan oleh para pemimpin mereka.
Oleh karena itu, para korban bersedia bersaksi untuk mengungkap kasus tersebut kepada publik agar tidak muncul korban selanjutnya.
Baru-baru ini, produser film tersebut, Cho Sung Hyun, mengikuti konferensi pers yang digelar dengan penjagaan super ketat untuk menghidari kejadian yang tidak diinginkan.
Baca Juga: Masjid Istiqlal Masuk Konten WayV, Indonesia Dipuji karena Masyarakatnya Bertoleransi Tinggi
Cho Sung Hyun mengaku bahwa dirinya dan keluarganya menerima ancaman saat ia membuat film tersebut. Sang istri bahkan mengatakan bahwa ia akan meninggalkan Cho Hyung Sun dan membawa anak-anaknya jika ‘In the Name of God: A Holy Betrayal’ dibuat hingga season dua.
Namun, Cho Sung Hyun tidak ingin berhenti karena dia merasa bahwa ajaran sesat tersebut adalah kisah yang perlu diceritakan karena teman-teman dan anggota keluarganya juga menjadi korban.
Cho Sung Hyun mengatakan bahwa ia telah mengabdikan dirinya untuk membuat film tersebut selama dua tahun. Ada 200 orang yang diwawancarainya untuk menggali informasi seputar ajaran sesat tersebut.
“Ada juga korban di keluarga saya. Teman-teman saya juga menjadi korban. Jadi, bagi saya, ini bukan cerita orang lain. Ini cerita saya sendiri. Itu sebabnya saya berpikir bahwa saya perlu mengangkat topik ini,” kata Cho Sung Hyun, dikutip dari Koreaboo pada Sabtu, 11 Maret 2023.
Baca Juga: Jennie BLACKPINK Bagikan Tips agar Hasil Make-Up Lebih Bagus, Ternyata Cuma Pakai Ini!
Karena khawatir dengan keselamatan dirinya, Cho Sung Hyun kini membawa senjata bius dan pentungan ke mana-mana sebagai alat perlindungan diri. Selain itu, Netflix juga melindungi sang produser.
Beberapa warganet yang telah menyaksikan ‘In the Name of God: A Holy Betrayal’ mengatakan bahwa film tersebut sangat tidak cocok ditonton oleh orang yang sensitif karena dapat menimbulkan trauma.
Sementara itu, K-Popers internasional melakukan pemboikotan terhadap Synnara Record karena pendirinya diyakini sebagai salah satu pemimpin ajaran sesat tersebut.***