ZONABANTEN.com - Juru Bicara (Jubir) Pasangan Calon (Paslon) Muhamad-Rahayu Saraswati (Musa) Dodi Prasetya Azhari turut menanggapi maraknya dukungan Aparatur Sipil Negara (ASN) kepada Paslon Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan, jelang Pilkada Serentak Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
"Watak politik dan birokrasi yang menyimpang seperti itu pasti dikondisikan atau ditentukan oleh kekuatan-kekuatan kapital yang dimonopoli oleh sekelompok kecil orang. Relasi kuasa dan Politik Oligarki yang demikian, membuat agenda demokrasi dan reformasi dikorupsi," kata Dodi Prasetya Azhari kepada Zonabanten.com (Pikiran Rakyat Media Network), Senin 19 Oktober 2020.
Dodi sapaan akrabnya menambahkan, ASN adalah abdi masyarakat. Jika mereka sudah terpenjara oleh kepentingan penguasa, katanya lagi, maka mereka tidak lagi berpihak kepada rakyat.
Baca Juga: Cuti Bersama 28-30 Oktober 2020, Presiden Jokowi Gelar Ratas Antisipasi Penyebaran Covid-19
"Jika mereka tersandera oleh manufer politik untuk mengakumulasi kepentingan, maka mereka tidak bisa memihak pada rakyat. Pasalnya, posisi mereka sebagai birokrat, telah dijinakan dalam agenda kekuasaan ekonomi politik penguasa atau politik oligarki," tuturnya.
"Birokrasi akan berwatak predator karena ditunggangi oleh elit. Dalam koridor tunggang menunggang tersebut, maka di Tangsel ini akan melahirkan birokrat dan politisi yang hipokrit (munafik)," tambahnya.
Baca Juga: PSI Tangsel : Walikota Gagal Didik Anak Buah, Banyak ASN 'Gadaikan' Jabatan Demi Dukung Paslon
Dodi berharap adanya penanganan serius dari aparat, baik Komisi ASN, Bawaslu, terhadap pelanggaran-pelanggaran netralitas ASN di Kota Tangsel.
"Saya meminta untuk lebih serius memperhatikan masalah politisasi ASN. Menurut saya pelanggaran yang sulit untuk dideteksi, dan panwas harus kerja lebih ekstra dan serius untuk mencegahnya. Bagi para pelanggarnya harus segera ditindak, banyak sudah kasus yang muncul terkait ketidaknetralan ASN di Tangsel. Ini bahaya bagi pelaksanaan demokrasi bila para pelaku bebas dari hukuman," tandasnya.***