ZONABANTEN.com – Menurut catatan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Tangerang, daerah ini telah memiliki ribuan Sekolah Ramah Anak di jenjang Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Secara rinci, Kota Tangerang memiliki 1.383 Sekolah Ramah Anak yang terdiri dari 738 TK, 445 SD, dan 200 SMP. Kota Tangerang juga memiliki 13 sekolah inklusif yang ramah anak, terdiri dari 13 TK, 53 SD, dan 13 SMP, serta 16 Sekolah Khusus (SKh).
Menurut Kepala DP3AP2KB Kota Tangerang, Jatmiko, Sekolah Ramah Anak adalah sekolah yang menjamin, memenuhi, dan menghargai hak-hak sekaligus partisipasi anak. Selain itu, sekolah ini juga harus mampu melindungi anak dari kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan tak menyenangkan lainnya selama menimba ilmu di sekolah.
“Dalam menciptakan Sekolah Ramah Anak, DP3AP2KB melakukan sederet program pembinaan, mulai dari monitoring dan evaluasi guna memantau dan mengetahui sejauh mana Sekolah Ramah Anak tersebut dapat terlaksana dengan baik,” katanya.
Baca Juga: Ayo Ramaikan Festival Cisadane 2023 di Kota Tangerang, Banyak Acara Menarik! Berikut Daftarnya
Jatmiko menuturkan, suatu sekolah dikategorikan sebagai Sekolah Ramah Anak jika tenaga pengajarnya mengenal sekaligus mampu mengimplementasikan Konveksi Hak Anak (KHA), memiliki sarana-prasarana yang ramah anak, menghargai partisipasi anak dan orang tuanya, serta memiliki kebijakan yang melindungi anak di sekolah.
“Jumlah Sekolah Ramah Anak diharapkan dapat terus bertambah setiap tahunnya, sehingga Kota Tangerang dapat terus maju dan menjadi keamanan dan kenyamanan untuk seluruh warganya termasuk anak-anak. Tak sekadar tagline atau harapan, tapi diharapkan benar-benar dirasakan keamanan dan kenyamanannya untuk seluruh anak Kota Tangerang,” tutur Jatmiko.
Salah satu Sekolah Ramah Anak di Kota Tangerang adalah Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Cordova 4. Sekolah ini telah bertransformasi menjadi institusi pendidikan yang lebih unggul. Para tenaga pengajarnya mampu berkomunikasi dengan baik saat mengajar, selalu mengajak seluruh muridnya berpartisipasi membuat aturan di kelas, dan rutin memberikan pendidikan karakter kepada murid-muridnya.
“Menjadi Sekolah Ramah Anak bukan sekadar program atau fasilitas, namun kesadaran dan kepedulian atau partisipasi semua pihak, termasuk orang tua dan seluruh warga sekolah tanpa terkecuali. Ini yang penting dan utama,” ucap Jatmiko.***