Network
Urban Farming menjadi satu kesempatan buat masyarakat, jangan pesimis ya dengan situasi yang ada, tapi coba kita berpikir untuk lebih, bagaimana lebih kreatif ya agar kita bisa menghasilkan, satu penghasilan dengan lahan yang sempit yang memiliki potensi yang cukup signifikan," tambahnya.
Sementara itu, Ketua KAT Roy Nurdin mengungkapkan bahwa, hingga saat ini komunitas-komunitas anggur yang ada, baik di Tangsel, maupun Jabodetabek masih menjalankan seluruh bisnis dan budidaya secara mandiri dan swadaya.
Roy berharap, adanya perhatian dari Pemerintah soal bagaimana meningkatkan budidaya anggur di Kota Tangsel. Sebab, imbuhnya, memerlukan biaya yang besar dalam mengelola anggur.
Baca Juga: Sertijab, Pejabat DLH Tangsel yang Baru Inventarisir TPS3R dan Persoalan Sampah
"Kita sih berharap, Pemda nih ya, jangan sampai militansi masyarakat untuk melestarikan anggur di Tangsel, terhambat gara-gara keterbatasan anggaran. Terus terang saja berat, kalau kita melakukan kegiatan-kegiatan semua ini tanpa didukung sama pemerintah nggak bakalan panjang napas kita," ungkap Roy.
Contoh, kita kelola green house kalau tidak kita kelola dengan pinter, kita nggak bisa biayai. Kan gede pengelolaannya. Beli media tanamnya, pupuknya, belum bayar anak-anak yang mengelola," tandas Roy.
