Pondok Pesantren Sulaimaniyah Ibnu Abbas di Tangsel Programkan Beasiswa ke Turki

- 1 November 2021, 12:42 WIB
Ponpes Sulaimaniyah Ibnu Abbas resmi dibangun di Kota Tangsel
Ponpes Sulaimaniyah Ibnu Abbas resmi dibangun di Kota Tangsel /Zonabanten/Arie

ZONABANTEN.com - Ketua Pembina Yayasan Ibnu Abbas Darto Yudhi Priyanto menyebut pihaknya akan memberikan beasiswa bagi santriawan di Pondok Pesantren (Ponpes) Sulaimaniyah di bawah yayasannya, hingga ke Negara Turki. Hal itu, kata Yudhi, untuk memacu semangat santri dalam menuntut ilmu agama dan pendalaman Al Quran.

"Di Japos ini akan dibangun tiga lantai, tapi ini santrinya tidak terlalu banyak, karena memang standarnya antara 50-60 orang santri, supaya fokus dalam belajar.  Kalau dia sudah lulus tingkat SMP, dan meneruskan ke SMA, setelah lulus dan hafal 30 juz, dia berhak mendapat bea siswa ke Turki," kata Yudhi saat peletakan batu pertama Ponpes Sulaimaniyah Ibnu Abbas, di Perumahan Japos Graha Lestari, Jurang Mangu Barat, Tangerang Selatan (Tangsel), ditulis Senin 1 November 2021.

Yudhi menambahkan, Ponpes yang dibangun di atas tanah 700 meter persegi tersebut, memang fokus bagi Hafidz atau penghafal Al-Quran laki-laki saja. Meski memperioritaskan pelajaran agama Islam, namun kata Yudhi, Ponpes itu juga menerapkan sistem pendidikan muadalah, yakni suatu proses penyetaraan antara institusi pendidikan di Ponpes, maupun di luar Ponpes.

Baca Juga: Pendapatan Daerah Dievaluasi Gubernur, Dana Bagi Hasil Kota Tangsel Dipangkas Provinsi Banten 125 Miliar

"Nanti disini fokusnya di tahfidz Al Quran, terus bukan berarti pelajaran non agama tidak dapat, artinya untuk mata pelajaran penting di umum mereka tetap belajar. Jadi santri Insya Allah akan belajar tiga tahun se level SMP, nanti lulus di sini mereka akan melanjutkan pesantren Sulaimaniyah se level SMA," ujar Yudhi.

Di lokasi yang sama, pembina Yayasan Ibnu Abbas Japos Emma Sri Martini mengungkapkan, Ponpes yang dibinanya itu menggunakan metode pembelajaran mengikuti standar Sulaimaniyah Turki. Dimana, portofolio Ponpes pencetak para penghafal Al-Quran ini, kata Emma, sudah terbukti bukan hanya di Indonesia saja, melainkan di berbagai negara.

"Portofolio mereka sudah terbukti bisa sukses di berbagai negara bukan hanya saja di Indonesia seperti di Eropa dan Amerika, kurang lebih sudah ada 70an di dunia plus 70 juga di Indonesia. Nah tentunya standarisasinya sudah berbasis digital mulai materi, monitoring, metode dan testingnya sudah berbasis digital. Jadi standarnya semua mengikuti Turki. Nah itu yang membedakan dari pesantren lainnya," ungkapnya.

Baca Juga: Dispatch Kembali Ungkap Bukti Baru Tuduhan Palsu Mantan Pacar, Kim Seon Ho Sempat Akan Nikahi CYA?

Baca Juga: Dirjen Pelayanan Kesehatan Tindak Tegas Fasilitas Kesehatan yang Tidak Ikuti Aturan Tarif RT-PCR

Halaman:

Editor: Bunga Angeli


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x