Trauma dan Stres Disebut Jadi Pemicu Kekerasan Anak di Tangsel

- 23 Agustus 2021, 16:51 WIB
Kepala DPMP3AKB Kota Tangsel Khairati
Kepala DPMP3AKB Kota Tangsel Khairati / /Adriansyah Tagor

ZONABANTEN.com - Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DPMP3AKB) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Khairati menyebut, traumatis dan stres menjadi pemicu kekerasan pada anak.

"Korban yang sekarang ini, nantinya bisa jadi pelaku. Kalau dia dari kecil sudah dibiasakan (mendapatkan kekerasan), gedenya nanti akan biasa keras. Biasanya stres juga menjadi alasan terjadinya kekerasan pada anak. Dalam arti (stres) di anggota keluarganya maupun dengan lingkungan," sebut Khairati kepada wartawan, Senin 23 Agustus 2021.

Khairati mengungkapkan, saat ini pihaknya telah melakukan pencegahan-pencegahan terhadap kejadian kekerasan pada anak. Menurut wanita yang juga Dokter Gigi tersebut, masyarakat perlu memberikan dukungan dan bertanggung jawab, dalam hal fungsi keluarga.

Baca Juga: BRAVO! Kasus Baru Dibawah 10 Ribu, Kasus Aktif Berhasil Ditekan, UPDATE Sebaran Corona RI Senin 23 Agustus

"Sebenernya untuk pencegahan sudah kita sampaikan, tapi namanya masyarakat kita prihatin yah, masih ada aja kasus-kasus yang begini. Masih banyak warga-warga yang belum memahami fungsi keluarga. Ini akan selalu terjadi, kalau kita tidak bergerak sama-sama yah untuk mensosialisasikan, kekerasan terhadap anak ini sangat mempengaruhi psikologi anak," ungkap Khairati.

Khairati berharap adanya dorongan dari semua pihak, termasuk media massa untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, pentingnya pendidikan keluarga agar kasus-kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan, tidak lagi terjadi di Kota Tangsel.

"Kita sih berharap dengan seringnya kita bersosialisasi dan dibantu dengan media massa, bahwa sudah bukan waktunya lagi kita kekerasan terhadap anak. Untuk sosialisasi memang ada keterbatasan untuk pencegahan kekerasan ini. Kita sebenarnya sudah memberi pembelajaran melalui online," tegas Khairati.

Baca Juga: Info Lowongan Kerja, Rumah Sakit JIH Purwokerto Butuhkan Pekerja Tanpa Gelar Kesehatan

"Untuk efek jera, misalnya gini, si pelaku kita tangkap kemudian efek jera si pelaku, tapi masyarakat kan atau semua orang engga tahu nih. Jadi, masih ada aja keluarga-keluarga lain yang masih bersifat seperti itu. Untuk yang kasus di Pondok Kacang Timur, ini kan dia bertanggung jawab mengambil anak angkat, tapi dia memperlakukan tidak sesuai dengan perannya dia sebagai Ibu," tandasnya.

Halaman:

Editor: Ari Kristianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x