Sempat Ditolak Pejabat, Pembagian BST Kemensos di Pondok Aren Tangsel Capai 95 Persen

- 4 Agustus 2021, 10:02 WIB
Kasi Kesos Kelurahan Pondok Kacang Barat Achmad Dahlan
Kasi Kesos Kelurahan Pondok Kacang Barat Achmad Dahlan / /Zonabanten/Arie

ZONABANTEN.com - Koordinator pembagian Bantuan Sosial Tunai (BST) Kementerian Sosial (Kemensos) PT. Pos Indonesia wilayah Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Sujana menyatakan, 95 persen warga telah menerima BST Kemensos, sekaligus beras 10 kg, per kepala keluarga (KK).

"Sudah sampai 95 persen di wilayah kecamatan Pondok Aren, Tangsel. Dari total 12 ribu, sekitar 10 ribu lebih lah udah dapat. Kita diarahkan bahwa penerima BST, menerima beras juga 10 kg," kata Sujana kepada wartawan, ditulis Rabu 4 Agustus 2021.

Sujana memastikan bahwa pembagian BST Kemensos di wilayah Kota Tangsel bebas dari pungutan apapun. Hal itu, kata Sujana, menanggapi ramainya pemberitaan di Kota Tangerang, saat Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, mendapati adanya oknum yang memangkas bantuan pemerintah tersebut.

"Insyaallah disini (Kota Tangsel) tidak ada praktik seperti itu (pungutan). Untuk penerima BST Kemensos tidak ada potongan. BST sebesar Rp.600ribu, terbilang cukup membantu. Soal kebutuhan, relatif sih sebenarnya, tapi bermanfaat lah," ujar Sujana.

Baca Juga: Dianggap Tidak Masuk Akal, Jusuf Kalla Minta Polemik Sumbangan 2 Triliun Akidi Tio Dihentikan

Ditemui di Kelurahan Pondok Kacang Barat, Kepala Seksi (Kasi) Kesejahteraan Sosial (Kesos) Achmad Dahlan yang turut menyaksikan pembagian BST Kemensos menuturkan, pihaknya sempat menolak data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) milik Dinas Sosial (Dinsos) Kota Tangsel.

Penolakan tersebut bukan tanpa sebab, menurutnya, penerima BST Kemensos di wilayah Pondok Kacang Barat, tampak tidak berubah dari awal mula pembagian bantuan hingga saat ini, meski diakui telah beberapa kali dirubah dan diusulkan.

"Penerima sekitar 1500, dari 2512 warga. Kadang-kadang banyak yang salah sasaran, karena apa org yang mampu juga dapat. Udah gitu, orangnya (penerima BST) itu-itu juga. Misalnya pertama tahap satu, dua nah itu udah nerima, saya pikir setelah itu gantian gitu. Setelah itu ada penghapusan (perubahan data) yah, tapi timbul lagi," kata Achmad Dahlan.

"Muterin data udah berkali-kali. Kemarin aja saya yang DTKS, saya ubah, tetap saja sih. Saya sempat nolak tuh DTKS, walaupun saya ubah tetap aja yang dapat itu-itu juga. Sebenarnya kelurahan terima undangan, terus sampaikan ke RT, RT memberitahu warga," tandas Achmad Dahlan.

Halaman:

Editor: Ari Kristianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x