Jadi Wakil Tangerang Raya di Parja 2020, Valentine Singgung Kondisi Covid-19

24 Oktober 2020, 18:37 WIB
Wakili Tangerang Raya di Parja 2020, Valentine Singgung Kondisi Covid-19 //Valentine

ZONABANTEN.com - Valentine Lindarto, pelajar tingkat 10 IPA SMA Dian Harapan, Kota Tangerang, berhasil menjadi perwakilan di ajang Parlemen Remaja (Parja) 2020, yang diselenggarakan setiap tahun oleh DPR RI.

"Acara Parja 2020 diselenggarakan secara langsung oleh DPR RI setiap tahun. Seharusnya, setiap peserta yang terpilih akan diundang ke Gedung DPR RI di Senayan, untuk melakukan simulasi rapat dan sidang secara langsung, agar benar-benar merasakan suasana dan mendapatkan pengalaman menjadi seorang legislator," kata Valentine Lidardo saat dikonfirmasi Zonabanten (Pikiran Rakyat Media Network), Sabtu 24 Oktober 2020.

Baca Juga: Bukan Online! Ini Cara Daftar BLT BPUM yang Benar dan Cara Cek Online Melalui eform.bri.co.id/bpum

Valentine sapaan akrabnya menyatakan, pemilihan pelajar di ajang Parja 2020 melalui kualifikasi yang ketat. Registrasi yang ditutup pada 30 September lalu tersebut, kata Valentine lagi, menghasilkan tujuh pelajar guna mewakili Provinsi Banten.

"Kualifikasi yang dibutuhkan adalah CV yang berisi prestasi akademis dan non-akademis, serta organisasi dan seminar yang telah diikuti. Membuat esai dengan tema "Gotong Royong Mengatasi Pandemi Covid-19: Optimis Kita Bisa!", dan juga video yang menjelaskan apa yang akan kita lakukan seandainya menjadi seorang legislator. Pengumumannya 15 Oktober kemarin," ujar Valentine.

Baca Juga: Update Kartu Sembako: Ada Penambahan 4,8 Juta Keluarga Penerima Manfaat

Valentine menuturkan, ajang Parja 2020, difokuskan kepada UU nomor 6 tahun 2008 tentang kekarantinaan kesehatan. Hal itu (fokus kepada UU nomor 6 tahun 2008), menilik permasalahan pandemi, serta bagaimana membangun regulasi guna menangani permasalahan kebutuhan masyarakat di masa-masa sulit seperti yang terjadi di seluruh Indonesia, saat ini.

"Banten merupakan salah satu provinsi dengan perkembangan kasus Covid-19 yang sangat cepat. Ada tiga klaster di Tangerang Raya yang mengakibatkan peningkatan kasus Covid-19, yaitu keluarga, perkantoran, dan industri. Karena adanya kelonggaran-kelonggaran PSBB, maka sebagian masyarakat tidak disiplin dalam mengikuti protokol kesehatan, termasuk kurang disipilin dalam melakukan karantina pribadi sehingga akhirnya virus pun menular," tuturnya.

Baca Juga: Begini Syarat dan Cara Daftar BLT UMKM Rp 2,4 juta, Ceknya Cukup Klik Link Eform BRI Berikut Ini

"Maka, saya ingin mencari alternatif untuk mengefektifkan mekanisme kontrol dan pengawasan pelaksanaan karantina kesehatan di daerah Banten untuk menekan angka kasus terinfeksi dan kematian akibat Covid-19 di Banten. Selain itu, saya juga ingin mencari suatu alternatif yang dapat memudahkan penyaluran dana dan kebutuhan dasar yang diperlukan masyarakat selama masa karantina," tambahnya.

Dirinya membuat sebuah alternatif, soal kewenangan pemberian bantuan kepada masyarakat, dalam karantina mandiri. Alternatif regulasi, imbuh Valentine, akan menjadi perdebatan menarik dalam simulasi rapat legislator.

Baca Juga: Via Vallen Dituding Jiplak MV IU, Merasa Malu Netizen Banjiri Komentar sampai Minta di Takedown

"Alternatif yang terpintas dalam benak saya jika saya menjadi legislator antara lain, soal kemudahan penyaluran dana. Pemerintah manakah yang akan bertanggung jawab atas karantina pribadi? Apakah pemerintah pusat atau pemerintah daerah yang akan bertugas untuk memenuhi kebutuhan dasar para individu yang tersebar di seluruh Indonesia? Saya merasa bahwa topik tersebut akan menjadi perdebatan yang sangat seru ketika kita simulasi rapat dan sidang nantinya," ungkapnya.

Dalam esainya, Valentina menjelaskan, perlunya gotong royong dari seluruh stakeholder, agar pandemi ini cepat dilalui. Tanpa adanya kesadaran masyarakat, tegas Valentine, sebanyak apapun regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah, tentunya tidak akan menolong, dalam mengatasi Covid-19.

"Memang pemerintah dapat mengeluarkan berbagai ayat, pasal, dan bahkan UU baru untuk mengatur protokol kesehatan yang dijalankan. Namun yang terutama adalah, pelaksanaan protokol kesehatan tersebut oleh masyarakat sendiri, termasuk para pemuda. Jika kita semua bergotong-royong dalam melakukan tugas dan peran masing-masing dalam masyarakat untuk mengikuti protokol kesehatan yang terus-menerus ditegaskan oleh pemerintah, maka situasi ini bisa dilalui," ujar Valentine.

"Sekarang isunya hanya apakah kita, masyarakat Indonesia bersedia dan mau berusaha untuk mengatasi pandemi Covid-19 ini secepat mungkin dengan cara mengikuti kebijakan yang sudah dikeluarkan pemerintah?" tandasnya.

Editor: Bondan

Tags

Terkini

Terpopuler