Ratusan Masyarakat Kabupaten Serang Terkena Penyakit Kusta, Ini Penyebab dan Gejalanya

27 Juli 2023, 12:56 WIB
Penderita penyakit kusta yang dirawat di rumah sakit. /Kemenkes RI

ZONABANTEN.com – Ratusan masyarakat Kabupaten Serang terkena penyakit kusta. Saat ini, Kecamatan Tirtayasa adalah wilayah yang memiliki kasus penyakit kusta terbanyak di Kabupaten Serang, yaitu empat belas kasus.

Selain Kecamata Tirtayasa, penyakit kusta juga ditemukan di Kecamatan Jawilan (sembilan kasus), Kecamatan Ciruas (sembilan kasus), Kecamatan Pontang (tiga belas kasus), Kecamatan Bandung (delapan kasus), Kecamatan Pulo Ampel (delapan kasus), dan kecamatan lainnya.

Istianah Hariyanti, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang, mengatakan bahwa kusta adalah penyakit yang menular lewat udara serta kontak erat antara penderita dan non penderita kusta.

Istianah menyampaikan bahwa pihaknya memberikan obat rifampisin untuk mencegah infeksi dan memutus mata rantai penularan kusta di Kabupaten Serang.

Menurut Istianah, orang yang menerima obat tersebut adalah mereka yang memiliki kontak erat dengan penderita kusta, baik di rumah, tempat bekerja, sekolah, maupun lingkungan sekitar. Obat itu juga diberikan kepada anak berusia 2 tahun ke atas.

Baca Juga: Banyak Sekolah Rusak dan Anak Jalanan, Kota Serang Dinilai Belum Layak bagi Anak

Istianah mengungkapkan bahwa masyarakat Kabupaten Serang yang terkena penyakit kusta melalui kontak dengan penderita kusta berjumlah 7.251 orang, data ini diambil sejak tahun 2020 hingga 2022.

Penyakit kusta paling banyak ditemukan di Kecamatan Pontang, yaitu 620 orang. Kemudian Kecamatan Binuang, 603 orang. Lalu Kecamatan Tanara, 480 orang. Selanjutnya Kecamatan Jawilan, 440 orang, dan kecamatan lainnya.

“Jadi, semua kecamatan di Kabupaten Serang ini ada kasus dan orang terkenanya. Obat yang akan diberikan yaitu rifampisin dosis tunggal. Dengan pemberian kemoprofilaksis kusta ini efektivitasnya bisa 60 persen, dapat mencegah timbulnya kusta pada pasien yang mengadakan kontak tersebut,” kata Istianah.

Menurut Istianah, orang yang melakukan kontak dengan penderita kusta akan mengalami rasa sakit lebih dulu sebelum menderita penyakit tersebut.

“Tapi awalnya akan timbul gejala sakit bisa sampai 1 hingga 5 tahun, sehingga kita cegah sebelum timbul rasa sakit tersebut,” ujarnya.

Baca Juga: Nyambi Jadi Pengedar Sabu, Juru Parkir di Kabupaten Serang Ditangkap Polisi

Istianah mengatakan bahwa virus kusta tidak jauh berbeda dengan virus TBC, di mana penularannya terjadi lewat udara atau penderita kusta.

Informasi ini juga bisa Anda baca di Kabar Banten dalam artikel berjudul Ratusan Masyarakat di Kabupaten Serang Terkena Kusta, Kecamatan Ini yang Tertinggi Kasusnya.

Sementara itu, gejala penyakit tersebut adalah adanya bercak keputihan dan kemerahan pada kulit dan kulit menjadi mati rasa.

“Kita seringkali melihat ada orang yang kulitnya itu putih seperti susu, bisa jadi orang tersebut sedang menderita kusta, karena ciri-cirinya kalau dicubit maupun dibakar itu tidak akan terasa sakit. Kemudian, ciri lainnya adalah adanya kelainan saraf, karena yang diserang oleh virus kusta itu persarafannya,” tutur Istianah.

Menurut Istianah, 80 persen orang terkena kusta melalui orang lain yang mengalami penyakit kusta, tetapi orang ini tidak menyadari bahwa ia menderita penyakit tersebut.

Baca Juga: Beli Ganja untuk Dijual Lagi, 2 Pria Pengangguran di Kabupaten Serang Ditangkap Polisi

Selain itu, faktor lain penyebab penyakit kusta adalah lingkungan yang kotor, sehingga mengundang banyak kuman yang kemudian menyerang tubuh dan membuat daya tahan tubuh melemah.

“Tapi yang paling rentang terkena itu kontak erat dengan si penderita kusta dan pengaruh genetik juga dapat terkena yang nantinya bisa turun-temurun,” kata Istianah.*** (KabarBanten.com/Dindin Hasanudin)

Editor: Rismahani Ulina Lubis

Sumber: Kabar Banten

Tags

Terkini

Terpopuler