Penggiat Lingkungan ini Yakini Persoalan Sampah di Tangsel Teratasi, Asal TPS3R Diberdayakan

16 Maret 2021, 17:09 WIB
TPS3R Jombang 5 /5Arie/Zonabanten


ZONA BANTEN - Muhamad Hatta, penggiat lingkungan sekaligus operator Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R) menyakini persoalan sampah di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dapat teratasi, asalkan Pemerintah Kota (Pemkot) serius menangani keberadaan TPS3R.

"Yang saya tahu, TPS3R di Tangsel itu jumlahnya ada 52. Kalau seperti tempat saya, 70 persen dikelola, 30 persen yang dibuang," kata Muhamad Hatta kepada Zonabanten (Pikiran Rakyat Media Network), Selasa 16 Maret 2021.

Baca Juga: Tip Mengasuh Anak Sesuai dengan Zodiak Anda, Mulai dari Aries hingga Pisces

"Kalau Pemkot serius dalam memberdayakan TPS3R, saya sangat yakin, persoalan sampah di Tangsel dapat teratasi. Yang terjadi saat ini, banyak TPS3R yang 'mati', karena tidak ada perhatian dari Pemkot," tambahnya.

Hatta sapaan akrabnya menyebut, dengan pengelolaan yang baik, TPS3R dapat menyelesaikan masalah sampah di setiap lingkungan.

"Jadi begini, 70 persen sampah itu masih ada nilai ekonomisnya. Seperti yang saya pilah pilah tadi, ada kardus, ada botol plastik, ada besi, pokoknya ada barang barang di sampah, yang masih dapat kita jual," sebut Hatta.

Baca Juga: KPK Usut Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan Barang Bencana COVID-19 di Dinsos Bandung Barat

"Nah, 30 persen itu biasanya sampah rumah tangga, yang diangkut oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Kalau pengelolaannya baik, diberdayakan secara maksimal, TPS3R dapat menyelesaikan permasalah sampah di lingkungannya," tegas Hatta.

Diberitakan sebelumnya, beberapa TPS3R di Kota Tangsel, saat ini hanya menjadi tempat penampungan sampah sementara. Pasalnya, tidak terjadi pengelolaan di setiap TPS3R yang ada di Kota bertajuk Cerdas, Modern dan Religius (Cmore) tersebut. Seperti yang terjadi di TPS3R Pakulonan, yang dikelola oleh Edi Junaidi.

Baca Juga: Update Situasi Covid-19 di Indonesia Selasa 16 Maret 2021, Kasus Aktif Turun Menjadi 134.042

Dari 2016 sampai sekarang belum ada pengelolaan, jadi titip sampah, angkut, buang. 2016 sudah mulai berjalan, alat pengolahan sampah sudah datang waktu itu (2016)," kata Edi Junaidi kepada Zonabanten (Pikiran Rakyat Media Network), Senin 15 Maret 2021.

"Ngga berjalan karena gak ada pembinaan, dan gak mengerti (mengoperasikan alat pengolahan). TPS3R itu program dari kami, karena sebelumnya buang di pinggir jalan," tambah Edi.

***

Editor: Ari Kristianto

Tags

Terkini

Terpopuler