ZONABANTEN.com - PSSI tengah berencana melakukan gugatan hukum terhadap program 'Mata Najwa'.
Menurut Ketua Komite Wasit PSSI, Ahmad Riyadh, upaya hukum tersebut ditempuh guna mendapat identitas wasit yang diduga terlibat dalam match fixing (pengaturan skor) di Liga 1 Indonesia 2021-2022.
"Saya akan melapor atau menggugat ke pengadilan bahwa Mata Najwa mempunyai data orang yang diduga merusak dan mengaku dirinya mengatur (pertandingan)," ujar Riyadh dilansir dari Antara.
"Kalau memang benar mau berniat membantu PSSI untuk menegakkan aturan , seharusnya mereka membuka (identitasnya)," lanjutnya.
Baca Juga: Perkembangan Bulu Tangkis Indonesia ‘Jalan di Tempat’, Begini Alasannya Menurut Taufik Hidayat
Di sisi lain, PSSI juga ingin mengetahui sejauh mana metode jurnalistik yang dilakukan tim produksi 'Mata Najwa' ketika mengundang Mr. Y, yang mengaku sebagai wasit Liga 1, ke dalam acaranya.
"Apakah sudah memenuhi unsur persnya? APakah semua sudah seimbang, cover both side? Apakah sudah mengonfirmasi kepada PSSI?" ungkap Ahmad Riyadh.
"Kalau yang diundang itu ternyata bukan bagian dari PSSI berarti dia memberikan keterangan tidak benar, dong. Kalau dia mengaku-ngaku sama saja menjerumuskan 'Mata Najwa' juga," tuturnya lagi.
Pria itu pun menegaskan bila PSSI juga tengah melakukan penyelidikan internal untuk mengusut kasus match fixing tersebut.
"Kami sudah melakukan pengecekan internal," kata Riyadh.
Sebelumnya pada acara 'Mata Najwa' yang berjudul "PSSI Bisa Apa Jilid 6: Lagi-Lagi Begini" itu, Najwa Shihab, presenter program tersebut mengundang beberapa narasumber.
Termasuk seseorang yang disebut sebagai Mr Y, yang mengaku sebagai wasit Liga 1 dan telah terlibat dalam pengaturan skor di dua pertandingan musim 2021 - 2022.
Ahmad Riyadh, selaku Ketua Komite Wasit PSSI pun berkali-kali mendesak Najwa untuk membuka identitas Mr. Y.
Namun permintaan tersebut ditolak oleh wanita yang akrab disapa Mbak Nana itu, dengan alasan untuk menghormati hak narasumber yang menghendaki anonim. Sesuai dengan UU No 40 Tahun 1999 (UU Pers) yang memberikan hak tolak.
Baca Juga: Bedah 3 Kartu Merah di Laga Tottenham Hotspur Lawan Vitesse Arnhem, Layak atau Tidak?
Hak tolak sendiri merupakan hak wartawan karena profesinya, untuk menolak mengungkapkan nama dan atau identitas lainnya dari sumber berita yang harus dirahasiakannya.
Oleh sebab itum tiap institusi pers memiliki kewenangan penuh untuk menutup jati diri narasumbernya.
Meski begitu, pada Ayat 4 Pasal 4 UU Pers itu juga menyatakan jika "Hak tolak dapat dibatalkan demi kepentingan dan keselamatan negara atau ketertiban umum yang dinyatakan oleh pengadilan".
Oleh sebab itu, Riyadh berharap gugatan yang diajukan membuatnya bisa mendapat perintah pengadilan guna menggugurkan hak tolak yang dimiliki 'Mata Najwa'.
Baca Juga: Miris! Kasus Pengaturan Skor Perserang Lawan RANS Cilegon FC Gagal, Ini Kata Sang Runner
"Kalau memang merusak ketertiban umum, PSSI ini, kan, umum. Kami berupaya seperti itu," pungkas Riyadh.
Menanggapi gugatan dari Ahmad Riyadh tersebut, Pemimpin redaksi Narasi (PT Narasi Media Pracaya), Zen Rachmat Sugito menyarankan PSSI agar lebih fokus dalam mengusut kasus match fixing ketimbang mengejar identitas wasit.
"PSSI lebaih baik fokus ke pokok perkara yang saat ini sudah ada di meja mereka. Mereka bisa menelusurinya dari pemain-pemain yang sudah dihukum," tutur Zen.
Sementara itu rencana PSSI untuk mengajukan tuntutan hukum terhadap program 'Mata Najwa' menuai beragam komentar netizen di beberapa platorm media sosial.
"Mau Usut apa namanya takut kesebut?" tulis seorang netizen.
"Tidak perlu dibuka identitasnya yg penting bukti2nya valid," kata netizen.
"Mantap mbak nana" komentar netizen.
"Cerdassss" imbuh netizen.
"Gas terus Mbak Nana!" imbuh netizen lainnya.***