Pasien Tidak Jujur, Jumlah Paramedis Terpapar COVID-19 Meningkat di Aceh

- 16 November 2020, 14:40 WIB
Update Covid-19
Update Covid-19 /Unsplash

ZONABANTEN.com – Tidak jujur!

Yap, tidak jujur jadi penyebab banyaknya paramedis di Aceh terpapar COVID-19.

Pasien yang tidak jujur saat berobat di rumah sakit atau pusat layanan kesehatan masyarakat, berdampak pada paramedis.

“Akibat warga yang tidak jujur, justru menyebabkan banyaknya kasus paramedis yang terinfeksi COVID-19 di Aceh, termasuk di Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh,” Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, Ika Suhannas, seperti dikutip dari antara.

Baca Juga: Spanduk Koruptor Ngacir Diturunkan, Pengamat: Ada 'Orang Dekat' yang Perintahkan Satpol PP Tangsel

Tidak jujur ini terjadi setelah kembali dari luar daerah atau zona merah/zona hitam sebaran COVID-19.

Atau bisa juga diduga telah terinfeksi gejala COVID-19 namun tidak menjelaskan kondisi kesehatan yang sebenarnya ketika berobat.

Akibat persoalan tersebut, paramedis yang akan menangani pasien justru harus terpapar penyakit berbahaya dan mematikan tersebut.

Baca Juga: Update Corona di Kabupaten Muba, Tembus TOTAL 516 Kasus Positif COVID-19

Untuk itu, pihaknya berharap agar masyarakat yang akan berobat di pusat layanan kesehatan agar jujur ketika ditanyai oleh petugas medis.

Tentunya, pengobatan kepada pasien bisa lebih mudah dilakukan untuk mendapatkan perawatan medis secara tepat.

Sementara itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh mencatat bahwa sekitar 200 orang tenaga medis di Aceh sepanjang tahun 2020 telah terkonfirmasi positif COVID-19.

Baca Juga: AS Lagi Ruwet! Kasus COVID-19 Ciptakan Rekor, Proses Transisi Pemerintahan Terhambat

"Banyak tenaga kesehatan yang sudah terkena, bahkan mencapai 10 persen dari angka positif kita itu adalah tenaga medis, sudah mendekati 200 orang," kata Ketua IDI Aceh Safrizal Rahman, di Banda Aceh, beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan, IDI Aceh telah mencatat sekitar 200 orang tenaga medis yang positif terpapar, baik dari kalangan dokter, perawat, dan bidan.

Menurut Safrizal, mayoritas paramedis yang terinfeksi tidak memiliki gejala atau asimtomatik, sehingga hanya membutuhkan waktu untuk isolasi mandiri.

Halaman:

Editor: Julian

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah