Disahkan UNESCO! Sumbu Filosofi Yogyakarta Jadi Warisan Budaya Dunia, Punya Makna Dalam Soal Hidup Manusia

- 27 Maret 2024, 16:43 WIB
Disahkan UNESCO! Sumbu Filosofi Yogyakarta jadi warisan budaya dunia, punya makna dalam soal hidup manusia.
Disahkan UNESCO! Sumbu Filosofi Yogyakarta jadi warisan budaya dunia, punya makna dalam soal hidup manusia. /Wonderful Indonesia

ZONABANTEN.com – Bangsa Indonesia khususnya masyarakat Yogyakarta patut berbangga karena UNESCO akhirnya menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai salah satu warisan budaya dunia baru-baru ini.

Oleh karena itu, Indonesia kini memiliki enam warisan budaya dunia yang diakui di tingkat internasional. Sumbu Filosofi Yogyakarta diakui UNESO setelah Candi Borobudur, Candi Prambanan, Situs Manusia Purba Sangiran, Sistem Irigasi Subak, dan Tambang Batubara Ombilin.

Penetapan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia melalui seleksi yang sangat ketat. Namun, prosesnya berjalan mulus. Tak ada sanggahan apa pun dalam sidang penetapan warisan budaya dunia yang digelar UNESCO di Arab Saudi pada September 2023.

Peninggalan Sri Sultan Hamengkubuwono I ini akhirnya diakui di tingkat internasional karena memenuhi kriteria yang ditetapkan UNESCO, salah satunya memiliki keunikan dari sisi kepercayaan. Mulai dari animisme, Hindu, Buddha, Islam, dan pengaruh dari Barat.

Baca Juga: Mau Wisata ke Jogja? 5 Spot Estetik Ini Jangan Dilewatkan, Tempatnya Keren dan Beken

Lalu, apa yang dimaksud dengan Sumbu Filosofi Yogyakarta? Masyarakat Indonesia harus tahu karena sumbu ini memiliki makna yang sangat dalam soal kehidupan manusia. Sri Sultan Hamengkubuwono I bahkan melakukan meditasi sebelum menciptakannya.

Sumbu Filosofi Yogyakarta adalah sumbu imajiner yang terbentang sepanjang 6 kilometer dari utara ke selatan Yogyakarta. Sumbu ini membentuk garis lurus yang ditarik dari Panggung Krapyak (selatan), Keraton Yogyakarta (tengah), dan Tugu Pal Putih (utara).

Sri Sultan Hamengkubuwono I saat itu membangun Yogyakarta berdasarkan prinsip budaya Jawa yang mengacu pada bentang alam. Sang sultan kemudian mencetuskan konsep Hamemayu Hayuning Bawono. Artinya adalah alam yang indah dan selamat.

Sri Sultan Hamengkubuwono I lalu menciptakan sumbu imajiner yang melambangkan keselarasan atau keseimbangan antara Tuhan, manusia, dan alam. Sang sultan juga memperhatikan lima unsur alam yaitu api, air, tanah, udara, dan angkasa.

Baca Juga: Mau Kulineran di Jogja? Ini 5 Makanan Legendaris yang Bisa Dicoba selain Gudeg

Halaman:

Editor: Rismahani Ulina Lubis


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x