Network
Berbeda dengan metode rukyat yang digunakan oleh NU dan pemerintah, hisab hakiki Muhammadiyah memperhitungkan gerak benda langit secara lebih akurat.
Baca Juga: Menjelang Ramadhan 1445 H, Kemenag Akan Lakukan Pemantauan Hilal pada 10 Maret 2024
Metode Hisab Hakiki yang digunakan oleh Muhammadiyah dalam menetapkan awal bulan Ramadhan telah menjadi sorotan dalam kalangan umat Islam di Indonesia.
Hisab hakiki adalah metode perhitungan kalender hijriah yang merujuk pada gerak benda langit, terutama matahari dan bulan sebenarnya.
Dalam hisab hakiki, penetapan awal bulan baru didasarkan pada tiga kriteria utama, yaitu ijtimak (konjungsi) antara bulan dan matahari, ijtimak terjadi sebelum terbenam matahari, dan posisi bulan masih di atas ufuk saat matahari terbenam.
Dengan mengacu pada ketiga kriteria ini, pihaknya telah melakukan perhitungan yang cermat dan teliti untuk menetapkan awal bulan Ramadhan.
Pendekatan ini memberikan kepastian dan kejelasan bagi umat Islam dalam memulai ibadah puasa dengan penuh keyakinan.
Melansir dari lama resmi Muhammadiyah, pihaknya menyampaikan jika merujuk terhadap penggunaan metode Hisab Hakiki tersebut, maka mereka telah menetapkan awal Ramadan jatuh pada tanggal 11 Maret 2024.
Pengumuman tersebut dikeluarkan melalui Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2024, yang dirilis pada bulan Januari 2024.
