Ketika Pers menentang Belanda, Jasa pers dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia

- 19 Februari 2024, 23:38 WIB
Ketika Pers menentang Belanda, Jasa pers dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia
Ketika Pers menentang Belanda, Jasa pers dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia /Wikipedia.com
 
ZONABANTEN.com - Koran, berita, dan mungkin sekarang Media sosial  merupakan Senjata tajam dalam membentuk opini publik mengenai suatu isu Politik atau Sosial. Hal ini terbukti dengan banyaknya Wartawan, Blogger, dan Influencer di berbagai Negara yang terpaksa mendekap di Penjara karena opininya. 
 
Hal ini juga dapat dibuktikan pada beberapa Masa krusial, seperti masa Indonesia dijajah oleh Belanda.Pers dan karya sastra terbukti Krusial, karena mampu mengubah pola Pikir masyarakat pada saat itu yang awalnya menerima Penjajahan menjadi menentang Penjajahan karena tulisan-tulisan Para Wartawan. 
 
Oleh sebab itu, pada masa Kolonial, banyak Wartawan yang mendekap di Penjara. Namun sebelum membahas itu, kami harus membahas mengenai sejarah Pers Pribumi di Indonesia.
 
Koran Pribumi pertama di Indonesia adalah koran Bintang Timur yang didirikan pada 1850. Koran ini menggunakan Bahasa Melayu, meski redakturnya masih orang Belanda. 
 
 
Pada tahun 1855, didirikan Koran Bromartani. Koran ini merupakan koran yang didirikan Carel Frederik Winter. Pada 1867 didirikan Bianglala, dan pada 1874 didirikan Berita Betawie. 
 
Pada 1903, Tirtho Adi Soerjo berhasil menjadi Pribumi Pertama yang merintis suatu perusahaan Pers. Perusahaan Pers tersebut bernama Soenda Berita.
 
Namun 4 tahun kemudian ia mendirikan Medan Priaji. Medan Prijaji didirikan di Bandung. Hal ini menyebabkan Tirto Adhi Soerjo didambakan menjadi Pelopor Pers Nasional. Medan Prijaji menjadi Surat kabar pertama yang memberitakan gerakan Nasionalisme. 
 
Tirto Adhi memiliki banyak murid,salah satu Muridnya adalah Marco Kartodikromo, alias Mas Marco. Mas Marco seperti kami ketahui sekarang merupakan seorang Penulis dan Jurnalis yang sering mengkritik kebijakan Pemerintah Kolonial.
Akibat dari tindakannya adalah ia sering terpaksa mencicipi Penjara. Terakhir kali ia mencicipinya pada 1926 dimana akhirnya ia dikirim ke Boven Digul dimana ia meninggal akibat Malaria.
 
Setelah Pendirian Medan Prijaji, kehidupan Pers di Indonesia pun semakin merabak. Surat kabar berbahasa Indonesia semakin banyak, dan semakin banyak koran yang dimiliki kaum Pribumi. 
 
 
Semakin banyak Pers yang berkembang. Terdapat Surat Kabar yang berbau agamis, berbau Politik, dan berbau isu-isu lainnya. Hal ini menyebabkan gerakan Nasional semakin merabak. Salah satunya adalah Antara.
 
Pada 1937, Adam Malik, Sumanang Sipahutar, dan Pandu Kartawaguna mendirikan Kantor Antara. Antara didirikan sebab ketiga pemuda tersebut sudah Muak terhadap Pemberitaan yang diberitakan oleh Aneta, kantor berita Hindia Belanda pada saat itu.
 
Banyak sekali Pahlawan yang muncul dari kalangan wartawan seperti Muhammad Yamin, Ki Hajar Dewantara, Muhammad Hatta, Buya Hamka, dan Ernest Douwes Dekker. 
 
Puncak perlawanan terjadi pada 1945 dimana akhirnya Indonesia merdeka. Proklamasi pun diberitakan oleh tiga wartawan Antara.***

Editor: Bayu Kurniya Sandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x