Tidak Efektif Cegah Covid-19, Pengguna KRL dihimbau tidak Pakai Masker Scuba dan Buff

- 16 September 2020, 10:59 WIB
Masker Buff dan Scuba Dilarang untuk Penumpang KRL, Apa Alasannya?
Masker Buff dan Scuba Dilarang untuk Penumpang KRL, Apa Alasannya? /Instagram @commuterline/

ZONABANTEN.com – Para pengguna commuter line atau KRL disarankan untuk tidak menggunakan masker scuba atau masker buff.

Dijelaskan oleh pihak PT. Kereta Commuter Indonesia (PT KCI), penggunaan kedua masker itu hanya sanggup mencegah hingga 5 persen saja, sehingga tidak efektif untuk mencegah penyebaran virus covid-19 .

PT KCI pun mengingatkan dalam unggahannya di akun resmi instagram @commuterline agar para pengguna menghindari pemakaian masker jenis tersebut.

"Hindari pemakaian masker scuba atau buff yang hanya 5% efektif dalam mencegah risiko terpaparnya akan debu, virus, dan bakteri," tulis akun IG @commuterline.

Baca Juga: Update Harga Emas Antam di Butik LM Hari Rabu 16 September 2020, Turun Kembali ke Rp.130.000,00-an

Karenanya saat ini para petugas juga melakukan sosialisasi kepada pengguna KRL mengenai penggunaan masker.

VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba menuturkan, "Masker kain 2-3 lapis dan masker kesehatan mengurangi penyebaran droplet yang masih mungkin terjadi".

 

Masker scuba sendiri terdiri dari satu lapis kain dan memiliki bentuk seperti masker bedah.

Sedangkan masker buff terdiri dari kain karet lentur yang memiliki fungsi utama utama untuk melindungi leher. Namun, masker buff juga memiliki fungsi lain, diantaranya dapat menjadi masker hingga menjadi bandana.

Menurut penelitian di Duke University, kedua masker tersebut kurang efektif dalam mencegah virus Covid-19 karena terdiri dari satu lapis kain.

Artikel ini juga dapat anda baca di Portal Surabaya dengan judul Bahaya Penggunaan Masker Scuba dan Buff Lebih Tinggi Dibandingkan Tidak Menggunakan Masker

Baca Juga: Update Terbaru Lokasi SAMLING Rabu 16 September 2020 di Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi

Penelitian tersebut membandingkan 14 jenis masker untuk menguji sejauh mana masker mampu menahan laju droplet.

 

Hasil penelitian menunjukkan hasil yang cukup buruk untuk masker buff yang sering digunakan pengendara motor dibandingkan dengan masker lainnya.

"Kami menghubungkan ini dengan... tekstil memecah partikel-partikel besar menjadi banyak partikel kecil," jelas Dr. Martin Fischer, seorang ahli kimia, fisikawan, dan penulis studi, seperti mengutip dari CNBC International.

"Mereka cenderung bertahan lama di udara, bisa terbawa lebih mudah di udara, jadi ini sebenarnya kontraproduktif untuk memakai masker semacam itu," tambahnya.

Baca Juga: Oh, Ini Alasan BLT BPJS Ketenagakerjaan Belum Cair hingga Tahap 3

Bahkan masker buff disebut menghasilkan lebih banyak droplet dibandingkan dengan tidak memakai masker sama sekali. Hal itu terjadi karena bahan yang digunakan masker buff dapat memecah droplet menjadi partikel yang lebih kecil.

Ada masker lain yang menarkan lebih sedikit perlindungan seperti masker buff, yaitu masker rajutan dan masker bandana.

Sedangkan menurut penelitian tersebut masker paling efektif dalam pencegahan virus adalah masker N95, yang biasa digunakan oleh petugas medis.

Hasil penelitian ini sejalan dengan apa yang disosialisasikan oleh PT KCI untuk menghindari penggunaan masker scuba dan masker buff karena penyebaran droplet masih memungkinkan untuk terjadi.

Salah satu cara sosialisasi yang dilakukan pihak PT KCI adalah dengan meggunakan media sosial seperti Instagram.*** (Rere Radilla)

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Portal Surabaya (PRMN)


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x