Letusan yang terjadi pun terkesan tiba-tiba, lantaran saat itu masih banyak orang yang sedang melakukan pendakian.
Setidaknya pada saat peristiwa terjadi terdapat 75 orang yang melakukan pendakian, dan saat ini dikabarkan jika terdapat 23 pendaki yang meninggal dunia atas insiden mengerikan tersebut, sementara 52 sisanya selamat, meskipun beberapa masih membutuhkan perawatan intensif lantaran mengalami luka bakar di tubuhnya.
Berdasarkan informasi kejadian erupsi di Gunung Marapi beberapa waktu lalu tidak disertai tanda apapun bahkan gempa vulkanik pun tidak ada, hal ini tentunya membuat banyak pihak kaget akan peristiwa tersebut.
Dari keterangan Sri Wahyuni saat itu, ia bersama 9 orang temannya berhasil selamat dari erupsi Gunung Marapi Sumatera Barat.
Pasalnya saat peristiwa tersebut dirinya telah melakukan perjalanan turun.
"Kami saat itu di puncak hari Minggu pukul 7.50 WIB, lalu turun dari tempat camp jam 13.35 WIB, nah erupsinya itu sekitar jam 14.45 WIB, posisinya kami saat itu masih berada di pos 5," kata Sri Wahyuni.
Saat itu dirinya mendengar suara letusan, ia dan 6 rekannya pun langsung saling bertatapan, tidak lama setelah itu, hujan batu dan ranting pohon berjatuhan di sekitarnya.
"Untuk menyelamatkan diri, kami semua lari sekencangnya ke arah bawah dan mencari perlindungan dibawah pohon besar, kami bersembunyi disitu terus," ujarnya.
Ia pun terus melanjutkan perjalanannya ke bawah, hingga akhirnya sampai ke pos 3 dan bertemu dengan teman rombongan lainnya. Ia pun akhirnya sampai di BKSDA dengan selamat