Satu dari Tiga Ibu Anggap Kental Manis Adalah Susu, Ini Faktanya

- 23 Juni 2020, 09:32 WIB
ilustrasi susu segar
ilustrasi susu segar //PIXABAY - Couleur

ZONABANTEN.com - Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah merilis data yang cukup mengejutkan perihal pemahaman orang tua, utamanya ibu tentang Kental Manis. Chairunissa, Ketua Majelis Kesehatan PP Aisyiyah dalam Webinar PP Aisyiyah dan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) "Mewaspadai Prevalensi Stunting Kembali Naik Akibat Pandemi", menjelaskan hasil penelitian dan survey mengenai kental manis yang dilaksanakan PP Aisyiyan bersama YAICI.

Disampaikan Chairunnisa, terlihat bahwa masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa kental manis adalah susu yang dapat dikonsumsi anak. Faktor pemicunya adalah iklan produk kental manis yang bertahun-tahun menampilkan image kental manis adalah susu untuk anak dan keluarga.

Sebanyak 37 responden beranggapan kental manis adalah susu, dengan kata lain 1 dari 3 ibu di provinsi tersebut percaya kental manis adalah minuman yang menyehatkan anak, jelas Chairunnisa.

Baca Juga: Jadwal Acara Indosiar Selasa 23 Juni 2020, Lanjutan Episode Drakor Faith dan While You Were Sleeping

Selain penelitian yang dilakukan di 3 provinsi yaitu Aceh, Kalimantan Utara dan Sulawesi utara tersebut, PP Aisyiyah juga melaksanakan survey penempatan produk kental manis di Jabodetabek.

Dari obeservasi 161 minimarket di Jabodetabek, sebanyak 62,7% peletakan kental manis tidak tepat "Tidak tepat karena ditempatkan bersamaan dengan susu untuk bayi, dewasa, susu UHT dan susu cair lainnya," jelas Chairunnisa.

Melihat trend prevalensi stunting di Indonesia, beberapa daerah tampak berhasil menurunkan prevalensi stunting. Namun, hal sebaliknya terjadi pada Sumatera Selatan.

Baca Juga: Berikut Pilihan Nama Anak Bertema Antariksa dan Luar Angkasa, Cocok untuk Anak Laki-laki

Webinar PP Aisyiyah dan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI)
Webinar PP Aisyiyah dan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI)

Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Selatan, penderita stunting bertambah dalam 2 tahun terakhir. Pada 2016, Sumatera Selatan pernah menjadi propinsi dengan angka stunting terendah yaitu 19,2%.

Halaman:

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x