Status tanah itu partikelir, yang artinya bukan milik pemerintah. Itu sebabnya tanah tersebut bukan termasuk dari kekuasaan Hindia Belanda.
Satu abad kemudian, Depok berubah menjadi wilayah administratif yang memiliki gemeente bestuur atau pemerintah sipil. Chastelein dinobatkan sebagai penguasa pertama dan pendiri Depok.
Artikel serupa bisa juga dibaca pada laman Media Pakuan (PRMN) dengan Judul: Tahukah? Ternyata Kota Depok Pernah Menjadi Negara dan Memiliki Presiden! Begini Sejarahnya
Sebelum seramai dan sepadat saat ini, Depok dulunya merupakan hutan belantara. Berkat bantuan dari para budaknya, Chastelein membabat hutan untuk membuka lahan garapan.
Wilayah Depok semakin luas saat itu, mulai dari kawasan Depok sekarang, Pasar Minggu, hingga Gambir. Budak-budak Chastelein-lah penduduk pertama yang mendiami Depok.
Pada tahun 1913, Depok memiliki presiden pertama dengan pemerintahan yang bernama ‘Het Gemeente Bestuur van Het Particuliere Land Depok’. Masa jabatan presiden saat itu hanya tiga tahun.
Presiden pertama Depok bernama Gerrit Jonathans. Setelah masa jabatannya selesai, ada tiga presiden lain yang memimpin Depok, yakni Martinus Laurens yang menjabat pada tahun 1921, Leonardus Leander pada tahun 1930, dan Johannes Matheis Jonathans di tahun 1952.
Pemilihan presiden dilakukan secara demokratis oleh rakyat, di mana pusat pemerintahannya berada di titik Kilometer 0 yang ditandai oleh Tugu Depok.
Tak jauh dari Tugu Depok, terdapat sebuah bangunan milik pemerintahan yang kemudian beralih fungsi menjadi Rumah Sakit Harapan.***