Hasil Sidang Isbat Awal Ramadhan 2022, Kemenag: Jika Pun Ada Beda Awal Ramadhan...

- 1 April 2022, 15:58 WIB
Ilustrasi pengamatan untuk menentukan awal Ramadhan.
Ilustrasi pengamatan untuk menentukan awal Ramadhan. /Pexels/Pixabay.
ZONABANTEN.com - Sidang Isbat dalam rangka menentukan awal bulan Ramadhan, akan dilaksanakan sore ini pukul 17.00 WIB hingga selesai.

Untuk memantau hasil Sidang Isbat 2022, anda bisa menyaksikannya melalui akun resmi media sosial Kementerian Agama (Kemenag).

Melansir dari laman resmi Kemenag, Sidang Isbat dihelat oleh Kementerian Agama, sebagaimana amanah fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No 2 tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah.
 
Baca Juga: Lima Makanan Penambah Energi Ketika Puasa, Bisa Tahan Lapar Lebih Lama

Awal perbedaan Ramadhan 1443 H atau 2022 kemungkinan terjadi, disebabkan oleh metode penetapan yang berbeda.

Ada yang akan mengawali Ramadan pada 2 April 2022 dan kemungkinan ada pula yang mulai puasa pada 3 April 2022.

Adib, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, mengajak masyarakat untuk menunggu hasil Sidang Isbat.

“Kita tunggu hasil Sidang Isbat,” tegas Adib di Jakarta pada Kamis, 31 Maret 2022.
 
Baca Juga: Para Ilmuwan Memprediksi Bahwa Alien Hidup di Bulan Planet Jupiter

Adib mengatakan bahwa Sidang Isbat akan berjalan seperti biasanya, dengan dihadiri oleh MUI, perwakilan ormas Islam, DPR, sejumlah duta besar negara sahabat, serta kementerian dan lembaga terkait.

Dalam Sidang ini, Kemenag akan berperan sebagai fasilitator bagi para ulama, ahli, dan cendekiawan untuk bermusyawarah menetapkan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah.

“Sidang Isbat selama ini menjadi sarana bertukar pandangan para ulama, cendekiawan, maupun para ahli terkait penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah,"

Hasil Sidang Isbat ini akan segera diinformasikan kepada masyarakat agar bisa dijadikan sebagai pedoman," jelasnya.
 
Baca Juga: Cek Hasil Sidang Isbat 1 Ramadhan 2022, Melalui Link Live Streaming Ini

Sedangkan untuk perbedaan awal Ramadhan, menurut Adib potensi itu tentu ada. Biasanya terjadi karena adanya perbedaan metode penetapan.

Ada yang menggunakan metode Hisab Wujudul Hilal, ada yang menggunakan Imkanur-Rukyat.

“Jika pun ada beda awal Ramadan, sudah semestinya kita mengedepankan sikap saling menghormati agar tidak mengurangi kekhusyu’an dalam menjalani ibadah puasa,” pesannya.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x