Perawat Di Surabaya Positif COVID-19 Meninggal Bersama Janin Yang Dikandungnya.

- 18 Mei 2020, 18:37 WIB
PERAWAT di RS Royal Surabaya meninggal dunia setelah terpapar virus corona COVID-19 dan mengalami gagal napas.*
PERAWAT di RS Royal Surabaya meninggal dunia setelah terpapar virus corona COVID-19 dan mengalami gagal napas.* /Instagram/@ppdsgram

ZONABANTEN.com – Tenaga medis yang berjuang keras untuk menyembuhkan pasien demi pasien Covid-19, tidak terbebas dari resiko terpapar virus ini.

Justru resiko terbesar ada pada petugas kesehatan, karena seringnya melakukan kontak langsung dengan pasien. Maka perlengkapan Alat Pelindung Diri merupakan hal yang wajib dipakai ketika menangani pasien.

Namun walaupun protokol kesehatan sudah diberlakukan, tidak serta merta resiko tersebut menjadi hilang. Tenaga medis yang menjadi korban terus berjatuhan.

Baca Juga: Ramai Di Twitter, @fadlizon Kritik Ganjar : Jangan Ambil Alih Pekerjaan Tukang Parkir

Seorang perawat yang sedang hamil 4 bulan di Surabaya akhirnya wafat pada Senin,18 Mei 2020.

Pada saat kritis, sejumlah rekan sempat merekam kondisi Ari yang  sedang dipindah dari satu ruangan ke ruangan lain. Dalam potongan video tersebut terdengar para perawat mengiringinya dengan tangis yang tak tertahankan.

Bahkan, beberapa rekan sampai tersungkur di lantai karena tak tega mengetahui Ari yang kritis setelah terkena COVID-19 saat hamil muda, seperti dilansir oleh Pikiran-Rakyat.com dalam artikel Perawat Surabaya Positif COVID-19 Meninggal saat Hamil 4 Bulan, Isak Tangis Mengiringi kala Kritis

Baca Juga: Tontowi Ahmad Pensiun Dari Bulutangkis, Emil Dardak : Terima kasih Atas Dedikasinya

Ari yang mengalami gagal napas dibawa lengkap dengan alat respirator, terbaring tak berdaya di kasur. Pembatas dipasang di lehernya untuk mengurangi penyebaran virus corona pada tenaga medis lain.

Enam petugas yang menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap membawa kasur itu keluar dari sebuah ruangan berpembatas plastik.

Di depan pembatas, satu petugas dengan warna APD yang berbeda siap sedia dengan sebuah alat penyemprot di punggungnya.

Baca Juga: Andika Hazrumy : PSBB Tahap Ketiga Tidak Ada Lonjakan Kasus Covid-19

Ia menyemprotkan cairan disinfektan untuk menghilangkan paparan virus corona.

Mereka kemudian memasuki elevator untuk memindahkan ke lantai lain di gedung rumah sakit itu.

"Mohon doanya, teman sejawat kita perawat salah satu rumah sakit di surabaya sedang dalam kondisi kritis karena tertular Covid 19 dan saat ini sedang hamil 4 bulan," tulis akun @ppdsgram pada Senin 18 Mei 2020.

Baca Juga: Di Tengah Pandemi Covid-19, Kemenag Sumsel Himbau Masyarakat Sholat Idul Fitri di Rumah.

Menurut akun tersebut, pasien dengan kondisi gagal napas kemungkinan untuk bertahan hidupnya sangat kecil, kurang dari 10 persen.

"Buat para publik figur yang anggap konspirasi/remeh Corona, tolong jangan ajak2 orang lain untuk ikut jalan kalian," lanjutnya.

 

Selang waktu 8 jam, dalam unggahan selanjutnya diinformasikan Ari akhirnya pergi untuk selama-lamanya. 

Ari meninggal setelah sempat mengalami gagal nafas meskipun sudah sempat mendapat alat bantuan nafas Ventilator dan dirujuk kerumah sakit pusat rujukan covid.
Baca Juga: Viral Perundungan Di Pangkep, Korban Dapat Bantuan Sepeda dan Sembako

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Turut berduka cita sedalam-dalamnya atas gugurnya rekan kerja kami Ari Puspita Sari, S.Kep.,NS bersama janin yang dikandungnya," ungkapan duka cita yang ditampilkan bersama foto Ari Puspita Sari.

Dalam unggahan itu, @ppdsgram juga menuliskan doa "Semoga teman sejawat kita Ari Puspita sari Skep beserta janin yang dikandungnya mendapat tempat yang mulia di sisi Allah SWT." ***(Mahbub Ridhoo Maulaa)

 

Baca Juga: Timur Tengah Memanas,Raja Yordania Ingatkan Israel akan Konflik Besar


 

 

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x