KRL Commuter Line Tetap Beroperasi, Bima Arya : Harus Ada Evaluasi

- 5 Mei 2020, 22:39 WIB
Calon penumpang KRL Commuter Line antre menunggu kedatangan kereta di Stasiun Depok Lama, Depok, Jawa Barat, Selasa (14/4/2020). Antrean tersebut dampak dari kebijakan pembatasan jumlah penumpang di setiap rangkaian kereta dalam rangka percepatan penanganan pandemi COVID-19. *
Calon penumpang KRL Commuter Line antre menunggu kedatangan kereta di Stasiun Depok Lama, Depok, Jawa Barat, Selasa (14/4/2020). Antrean tersebut dampak dari kebijakan pembatasan jumlah penumpang di setiap rangkaian kereta dalam rangka percepatan penanganan pandemi COVID-19. * /ANTARA/

ZONA BANTEN – PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) memastikan akan tetap mengoperasikan kereta komuter Jabodetabek dengan memperketat batasan pengguna kereta komuter selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Hal ini dilakukan setelah ditemukan tiga penumpang komuter yang terindikasi positif Covid-19. Namun dari hasil tes usap,penumpang yang terduga Covid-19 kurang dari 1 persen dari total pengguna yang melakukan tes.  

Sejauh ini, Anne menyebut, PT KCI sudah melakukan antisipasi penyebaran virus dengan melakukan cek suhu tubuh, menyediakan wastafel hingga mewajibkan penggunaan masker.

Baca Juga: Tempuh Ratusan Kilometer, Ganjar Pranowo Hadiri Pemakaman Didi Kempot

“Mengenai kepadatan pada dua hingga tiga perjalanan KRL terutama pada jam pulang kerja yang juga menjelang jam buka puasa, PT KAI mengantisipasi dengan memperketat batasan pengguna yang diizinkan masuk ke peron stasiun dan ke dalam kereta sebagaimana yang dilakukan pada stasiun-stasiun keberangkatan di pagi hari,” ujar Anne Purba dalam siaran pers nya pada Selasa 5 Mei 2020, seperti yang dilansir oleh Pikiran-Rakyat.com dalam artikel Komuter Tetap Beroperasi Meski 3 Orang Positif Covid-19, Bima Arya: Paling Ideal Tutup.

Baca Juga: Pemprov Banten Selenggarakan Rapid Test 2 gelombang, Simak Jadwalnya

Pintu stasiun, lanjut Anne, juga akan ditutup tepat pada pukul 18.00 sesuai aturan PSBB. Upaya itu dilakukan untuk mencegah kepadatan pada jadwal kereta terakhir, dan meningkatkan kedisiplinan penumpang.

“Sudah diterapkan sejak Senin, 4 Mei 2020. Bila masih terdapat kereta yang melebihi kapasitas, ditandai dengan pengguna duduk maupun berdiri tidak sesuai marka yang ada, maka kereta tidak akan diberangkatkan kembali sampai pengguna mengikuti aturan kapasitas maksimum sejumah 60 orang per kereta,” kata Anne.

Saat ini dari 761 perjalanan kereta komuter setiap harinya, 90 persen berjalan dengan kondisi sangat minim pengguna. Hal tersebut terpantau dari data volume penumpang, data pengguna yang masuk keluar stasiun, pantauan petugas di lapangan, maupun gambar-gambar yang diunggah di media sosial.

Baca Juga: Mengenal Badai Sitokin, Pengancam Jiwa Para Pasien Covid-19

Halaman:

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x