Network
ZONABANTEN.com – Kementerian Luar (Kemlu) Negeri RI memberikan kepastian bahwa enam Warga Negara Indonesia (WNI) di Tonga telah menghubungi Perwakilan RI di Wellington.
Ini merupakan tanda kepastian mereka berada dalam keadaan selamat pascaerupsi gunung berapi di Tonga, yang menimbulkan tsunami.
“Para WNI di Tonga sudah dapat kita hubungi dan kita pastikan kondisinya selamat”.
“Kontak ini dilakukan melalui kerja sama Kedutaan Besar RI di Wellington dengan high commission yang ada di Selandia Baru dan Tonga, telah mampu berkomunikasi dengan para WNI tersebut dan sudah terkonfirmasi bahwa kondisi mereka selamat,” kata Pejabat Kemlu RI.
Baca Juga: Bukan Hanya Tsunami dan Erupsi, Ternyata Tonga Juga Terancam Oleh Perubahan Iklim
Pejabat tersebut adalah Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kemenlu RI, Judha Nugraha, dalam acara temu media di Jakarta, Kamis (20/1).
Menurutnya, terdapat enam WNI di Tonga yang telah menghubungi dengan perwakilan RI di Selandia Baru.
Mereka terinci atas tiga orang sebagai Anak Buah Kapal (ABK), satu orang adalah penghubung KBRI Wellington dan dua orang lagi belum dipastikan profesinya.
KBRI Wellington, ujarnya, terus memantau kondisi para WNI tersebut dan siap memberikan berbagai bantuan yang diperlukan.
“Dalam kesempatan ini, kami imbau, bagi keluarga di Indonesia yang mengetahui ada keluarganya yang tinggal di Tonga untuk dapat segera menghubungi hotline KBRI Wellington maupun hotline perlindungan WNI,” tambahnya.
Baca Juga: Dilanda Bencana Tsunami dan Gunung Berapi, Warga Tonga Akan Diberi Bantuan Hari Ini
Ia juga mengingatkan WNI agar melaporkan diri kepada perwakilan RI yang ada ketika berada di manca negeri.
KBRI Wellington dapat dihubungi melalui nomor +6421713167 sedangkan hotline perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri dapat dihubungi di nomor +6281290070027.
Erupsi gunung berapi Hunga-Tonga-Hunga-Ha’apai di Cincin Api Pasifik masih sedang giat telah memicu gelombang tsunami di Samudera Pasifik dan letusannya terdengar hingga sejauh 2.300 km hingga di Selandia Baru.
Negara kepulauan Pasifik Selatan hingga kini masih terisolasi dari dunia luar sejak erupsi merusak jalur utama kabel komunikasi bawah lautnya.***
