Lebih Ganas dari Letusan Gunung Tonga, Letusan di Indonesia Ini Jadi Peristiwa Paling Mematikan dalam Sejarah

- 18 Januari 2022, 13:07 WIB
Lebih Ganas dari Letusan Gunung Tonga, Letusan Gunung di Indonesia Ini Jadi Peristiwa Paling Mematikan dalam Sejarah. /Ilustrasi/Pexels/Pixabay
Lebih Ganas dari Letusan Gunung Tonga, Letusan Gunung di Indonesia Ini Jadi Peristiwa Paling Mematikan dalam Sejarah. /Ilustrasi/Pexels/Pixabay /



ZONABANTEN.com - Sebelumnya gunung bawah laut Tonga meletuskan ledakan dahsyat pada 15 Januari 2022 lalu. Namun letusan salah satu gunung di Indonesia ini menjadi catatan peristiwa paling mematikan yang pernah terjadi dalam sejarah dunia.

Untuk pertama kalinya, seluruh dunia menyaksikan ledakan luar biasa secara langsung melalui satelit cuaca resolusi tinggi yang menampakan bagaimana Gunung Tonga meletus.

Layaknya berbentuk awan jamur, asap abu berkembang pesat yang bergerak dua kali lipat kecepatan suara, dan gelombang suara diketahui menyebar ke seluruh Pasifik dengan kecepatan 1200 kilometer/jam.

Bahkan, dilansir dari media The Sydney Morning Herald, Gunung berapi Hunga Tonga-Huga Ha'pai memiliki ledakan energi layaknya bom nuklir terbesar yang pernah dibuat, setara dengan 1000 bom Hiroshima.

Baca Juga: 4 Dampak Letusan Gunung Berapi Tonga Menurut Para Ilmuwan, Dapat Merusak Lingkungan Selama Bertahun-tahun

Hal ini memang sangat mengejutkan. Namun apabila kita bergeser sedikit ke negara Indonesia, negara ini memiliki banyak pulau dan letaknya dilalui garis khatuliswa, membuat Indonesia memiliki banyak lanskap gunung berapi.

Salah satu gunung yang paling terkenal di Indonesia adalah Gunung Tambora. Tidak hanya terkenal akan kemegahannya, gunung ini pernah miliki sejarah kelam yang tercatat di seluruh dunia.

Pada tahun 10 April 1815, Gunung Tambora di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat meletus. Letusan tersebut masuk dalam skala tujuh pada skala Volcanic Explosivity Index.

Letusan gunung ini terdengar sejauh 2.600 km, dan abu vulkanik setidaknya sejauh 1.300 km. Kegelapan terlihat sejauh 600 km dari puncak gunung selama lebih dari dua hari.

Sejarawan menganggap letusan ini sebagai letusan gunung berapi dengan dampak langsung paling mematikan. Diketahui memakan korban sebanyak 100.000 segera setelah ledakan terjadi.

Baca Juga: Waspada! Sinyal Bahaya Terdeteksi di Tonga Setelah Diterjang Tsunami

Tetapi yang lebih miris, rupanya ledakan ini memiliki dampak yang jauh lebih besar.

"Banyak orang yang meninggal beberapa tahun berikutnya karena efek sekunder yang menyebar ke seluruh dunia," ujar Gillen D'Arcy Wood, penulis buku 'Tambora: The Eruption That Changed the World'.

“Apa yang mendebarkan adalah, setelah letusan Tambora dunia harus bertahan dengan perubahan iklim ekstrim selama tiga tahun lamanya,” ucapnya.

“Dunia menjadi lebih dingin, dan sistem cuaca berubah total selama tiga tahun. Jadi, kita sudah mengalami kegagalan panen dan kelaparan massal yang terus meluas dari Asia, Amerika Serikat hingga Eropa.”

"Sulit untuk mengetahui berapa banyak orang yang meninggal karena kondisi kelaparan, tetapi jumlah kematian mungkin sekitar satu juta orang, setidaknya, pada tahun-tahun sesudah letusan," kujar Wood.

Baca Juga: Bahaya! Tonga Dilanda Tsunami, Sinyal Marabahaya Terdeteksi Hingga Jalur Komunikasi Terputus

Sebagai informasi, gunung berapi di dekat khatulistiwa dapat menyebabkan perubahan cuaca global jika letusannya cukup kuat untuk melepaskan gas ke stratosfer.

Gas ini terperangkap di atmosfer karena terlalu tinggi untuk tersapu oleh hujan, kemudian bergerak di sepanjang ekuator dan menyebar ke arah kutub.

Selain letusan Gunung Tambora. Letusan Gunung Krakatau juga diyakini jadi peristiwa mematikan setelahnya, walaupun letusan Gunung Tambora empat kali lebih kuat dan menyebabkan kematian yang lebih cepat daripada milik Krakatau.

Tepatnya letusan Krakatau di Indonesia terjadi pada tanggal 26 Agustus 1883. Letusan Gunung Krakatau lebih terkenal daripada Tambora karena merupakan 'peristiwa media baru' karena menyebar ke seluruh dunia melalui telegram dan fotografi, tapi letusan ini sebenarnya lebih lemah dari Tambora.

Letusan ini mengakibatkan korban tewas sebanyak 36.000 jiwa, dampak letusan ini juga bisa dirasakan di seluruh penjuru dunia.

Baca Juga: Dampak Erupsi dan Tsunami, Pulau Tonga Utama Rusak Berat

Dampaknya ribuan orang tewas akibat hujan abu vulkanik. Kapal-kapal yang berlayar hingga Afrika Selatan pun melaporkan guncangan tsunami dan mayat korban-korban yang terapung ditemukan setelah berbulan-bulan kejadian.

Joseph Manning, seorang profesor klasik dan sejarah di Universitas Yale, mengatakan bahwa di dunia sekarang ini, efek samping gunung berapi jauh lebih berbahaya.

“Dampak lanjutan dari letusan miliki banyak risiko dengan guncangan hidroklimat dan kekeringan di seluruh dunia, terutama di daerah monsun di dunia seperti India, seperti Asia Timur, seperti Afrika Timur," tuturnya kembali.

"Dampak dari letusan tidak hanya mempengaruhi jumlah kematian saat kejadian, tetapi juga ekosistem dan bumi selama bertahun-tahun yang akan datang," tutup Joseph.

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: History


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x