Dampak Pandemi Covid 19, Kelompok Nirlaba di Bali Ubah Sampah Jadi Beras

- 29 Desember 2021, 10:38 WIB
Dampak pandemi Covid 19, lelompok nirlaba di Bali ubah sampah jadi beras
Dampak pandemi Covid 19, lelompok nirlaba di Bali ubah sampah jadi beras /Reuters

ZONABANTEN.com – Dampak pandemi Covid 19 terhadap sektor wisata di Bali membuat banyak pemilik tokoh oleh-oleh berjuang untuk bertahan hidup.

Pandemi Covid 19 telah mencegah turis asing yang biasanya memadati bisnis tokoh oleh-oleh untuk datang ke Bali.

Kenaikan harga pangan juga telah memperparah keadaan ekonomi.

Akan tetapi sebuah kelompok nirlaba lokal bernama Bali Plastic Exchange menawarkan bantuan dengan cara menukar beras dengan sampah plastik yang kemudian dijual ke perusahaan daur ulang.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Premier League Terus Bertambah dan Cetak Rekor Baru

“Setiap potongan sampah plastik sangat berharga bagi penduduk desa saat ini dan bagi perekonomian kita,” kata Rupat.

Rupat adalah salah satu warga yang memiliki bisnis toko oleh-oleh di Bali. Ia menukar sekitar empat kg (9,5 pon) plastik dengan satu kg beras.

Harga beras di Bali sekitar 15.000-20.000 rupiah ($ 1,05-1,40) per kg.

Penduduk setempat memperkirakan satu keluarga yang terdiri dari empat orang mengkonsumsi sekitar dua kg beras per hari.

Baca Juga: Lonjakan Omicron di Singapura, Vaksinasi Covid 19 Untuk Anak-anak Mulai Diberlakukan

Bali Plastic Exchange didirikan pada Mei tahun lalu oleh I Made Janur Yasa.

Yasa melihat peluang untuk membantu banyak orang Bali yang bisnis utamanya menjalankan restoran vegan terpukul keras oleh pandemi.

Pria berusia 55 tahun itu mengatakan tujuannya membuat usaha tersebut adalah keinginan untuk membantu masyarakat Bali dan untuk memperbaiki lingkungan.

Indonesia adalah penyumbang polutan plastik terbesar kedua di dunia, menurut sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan dalam jurnal Science.

Baca Juga: Anak di Bawah Umur Jadi Korban Perdagangan Orang dan Prostitusi Daring

Tidak ada batasan berapa banyak sampah plastik yang dapat dibawa seseorang, meskipun penyelenggara mendorong orang untuk mengumpulkan sampah dari lingkungan mereka sendiri.

“Setelah menyebar dari mulut ke mulut, inisiatif ini telah membantu mendukung sekitar 40.000 keluarga di 200 desa, sambil mendaur ulang hampir 600 ton (544 ton) sampah plastik,” kata Yasa.

“Program ini mendapat sambutan yang sangat baik dari masyarakat,” lanjutnya yang berharap dapat meluaskan program ini ke provinsi lain di Indonesia.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah