Vaksin Dapat Menyelamatkan Nyawa, Berikut Tips Siap Divaksin dari Dr. Reisa

- 25 Maret 2021, 08:11 WIB
dr. Reisa Broto Asmoro melakukan vaksin Covid-19 kedua di Istana Kepresidenan, Jakarta pada Rabu, 27 Januari 2021.
dr. Reisa Broto Asmoro melakukan vaksin Covid-19 kedua di Istana Kepresidenan, Jakarta pada Rabu, 27 Januari 2021. /Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr

ZONABANTEN.com - Program vaksinasi Covid-19 saat ini telah memasuki tahap kedua dengan target penerima vaksin adalah masyarakat golongan lanjut usia dan pelayan publik.

Memasuki bulan ketiga program vaksinasi, sudah sekitar 6 juta masyarakat Indonesia yang menerima vaksin dosis pertama dan sekitar 2,5 juta orang yang sudah menerima vaksin dosis ke-2.

Meskipun begitu, laporan Kementerian Kesehatan RI per 21 Maret 2021, menunjukkan masih ada beberapa orang yang sudah terdaftar harus tertunda proses vaksinasi dikarenakan kondisi kesehatan yang belum memenuhi syarat untuk menerima vaksin.

Baca Juga: Lagi, Kemenkominfo Unggah Fakta Terkait Vaksin AstraZeneca, Kali Ini Sejarah Singkatnya

Karenanya,Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dr. Reisa mengingatkan warga masyarakat yang hendak mengikuti program vaksinasi untuk  mempersiapkan diri sebaik mungkin menjelang hari vaksinasi.

 “Vaksin dapat menyelamatkan nyawa. Vaksin selama ini telah terbukti dapat melindungi kita dari berbagai penyakit menular. Dan vaksin Covid-19 yang digunakan pada masa darurat Pandemi ini efektif mengurangi resiko infeksi berat dan fatal dari covid-19. Jadi, persiapkan diri sebaik mungkin untuk mendapatkan dampak yang optimal, yakni tercipta kekebalan tubuh semaksimal mungkin,” ujar dr. Reisa.

dr Reisa pun mengajak masyarakat untuk mempersiapkan diri dengan baik sebelum divaksin dengan melakukan tiga langkah persiapan.

Baca Juga: Kesimpulan Sementara Komite Keselamatan Badan Obat-Obatan Eropa Terkait Efek Samping AstraZeneca

Pertama, Lakukan Pendaftaran dan Pastikan Apabila Nama Sudah Terdaftar.

Calon penerima vaksin yang merupakan sasaran vaksinasi pada periode ini sudah terdaftar di dalam Sistem Satu Data Vaksinasi yang dikembangkan pemerintah yang akan mendapat giliran untuk divaksin di fasilitas pelayanan kesehatan.  

Namun, beberapa pos vaksinasi didirikan di berbagai kota besar  oleh berbagai komponen masyarakat dan membuka pendaftaran daring atau kolektif.

“Hindari datang langsung tanpa perjanjian karena akan membuka peluang antrian panjang dan kerumunan yang akan merugikan semua pihak,” tegas dr. Reisa,

Baca Juga: Waspada! Ini Empat Gejala tidak Umum Stroke pada Wanita

 Kedua, Periksa Kesehatan dan Pastikan Kondisi Fit Sebelum divaksinasi.

Bagi calon penerima vaksin baik yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid, ataupun yang selama ini belum mengetahui kondisi kesehatannya seperti apa, disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan fisik dan meminta rekomendasi dokter sebelum menerima vaksin covid-19.

“Pastikan suhu tubuh kita normal, dibawah 37,3 derajat celcius dan tekanan darah dibawah 180 per 110,” ujar dr. Reisa.

Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sejak Februari 2021 juga telah menyatakan bahwa penderita hipertensi atau darah tinggi dapat divaksinasi apabila tekanan darahnya dalam kondisi terkontrol dan dibawah 180/110 MmHg pada saat dilakukan vaksinasi.

Baca Juga: Anda Bakalan HOKI Bila Alami Mimpi Ini menurut Primbon Jawa

Begitu juga dengan penderita Diabetes, mereka dapat divaksinasi sepanjang kondisi kadar gulanya terkontrol dan tidak sedang mengalami gangguan akut. Penyintas kanker dapat tetap diberikan vaksin dengan syarat sudah tidak menjalani terapi imunosupresi. Sedangkan penyintas COVID-19 dapat divaksinasi jika sudah lebih dari tiga bulan pasca sembuh.

“Dan kabar baik lainnya, Ibu menyusui saat ini juga sudah dikethaui dapat diberikan vaksinasi,” ujar dr. Reisa. Beberapa ahli bahkan menduga imunitas yang didapat ibu menyusui dapat ditemukan pada bayinya.  

Untuk menghindari tekanan darah tinggi pada saat skrining pemeriksaan kesehatan, dr. Reisa menyarankan agar calon penerima vaksin beristirahat atau tidur dengan cukup, menjalani gaya hidup sehat, tidak merokok dan mengkonsumsi alkohol, berolahraga dengan rutin sesuai kapasitas tubuh masing-masing dan jauhi kondisi yang dapat menimbulkan stress berat.

Baca Juga: Ini 5 Lagu Paling Berbahaya Didengar Saat Nyetir Versi Peneliti di South China University of Technology

Bagi masyarakat yang masih dalam pengobatan atau terapi, dr. Reisa menganjurkan untuk tetap melanjutkan konsumsi obat-obatan yang disarankan dokter dan tidak perlu dihentikan karena hendak vaksinasi Covid-19.

“Berbahagialah dan bersyukurlah karena negara kita telah memulai program vaksinasi sehingga dapat terlindungi lebih cepat,” terang dr. Reisa, menjelaskan bahwa baru hanya beberapa puluh negara yang memulai vaksinasi dari seluruh 200 lebih negara yang ada di dunia. “Mendapatkan kesempatan divaksin adalah rezeki yang berkah. Ekspresikan rasa senang dan suka cita kita dan tidak perlu cemas saat akan divaksin. Prosesnya cepat dan tidak terasa sakit.”

Dokter Reisa menyarankan agar calon penerima vaksin memakai baju yang lengannya dapat dilipat dengan mudah atau baju berlengan pendek. Untuk perempuan, pos vaksinasi akan menyiapkan ruang tertutup, terutama bagi mereka yang berhijab.

Baca Juga: Komisi III Sebut Dibangun DLH Tangsel, Pengurus TPS3R: Ini Hibah Tata Kota

Ketiga, Pelajari Rangkaian Proses Vaksinasi

Juru Bicara Satgas yang juga Jubir Pemerintah untuk Vaksinasi Covid-19 Tingkat Pusat tersebut juga menyarankan agar para calon penerima mempelajari pertanyaan-pertanyaan yang merupakan bagian skrining atau penyaringan peserta vaksinasi. Menurut Surat Edaran Ditjen P2P bertanggal 18 Februari 2021, setidaknya ada 14 pertanyaan yang harus bisa dijawab calon penerima vaksin di meja penyaringan.

Petunjuk teknis vaksinasi covid-19 menyatakan bahwa setiap pos vaksinasi setidaknya memiliki satu rangkaian proses dengan empat meja. Meja No.1 adalah registrasi atau verifikasi pendaftaran, Meja 2 adalah penyaringan dengan anamnesa dan pemeriksaan kesehatan, Meja 3 adalah tempat dilakukannya vaksinasi, dan Meja 4 adalah meja registrasi setelah penyuntikan yang disertai adanya ruang tunggu untuk dilakukannya masa observasi minimal 30 menit.

Baca Juga: Nama Anies Baswedan Diunggulkan di Survei Capres 2024, Geisz Chalifah Sindir Buzzer : Nggak Usah Panik

“Keempat meja ini melambangkan proses yang komprehensif. Oleh karena itu tidak bisa saling dipsahkan. Ikuti semuanya dengan persiapan yang baik dan patuhi saran petugas,” ujar dr. Reisa.

Selama menunggu, pelajari semua tentang dampak ringan yang umum terjadi pascavaksinasi. Kemudian setelah menerima surat bukti sudah divaksinasi, buat agenda di kalender untuk kembali mendapatkan dosis kedua.

“Dan tetaplah beraktivitas seperti biasa. Vaksinasi seharusnya membuat makin produktif, bukan sebaliknya,” katanya. ***

 

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: KPC PEN


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah