Network
ZONABANTEN.com - Sebanyak 1.770 warga di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, hingga kini masih mengungsi karena banjir yang merendam rumah warga.
Enam desa di Kecamatan Simpang Empat yang hingga kini masih terendam banjir adalah Desa Sungai Langsat sebanyak 169 KK, Desa Sungai Raya sebanyak 536 KK, Desa Lawiran sebanyak 255 KK, Desa Tanah Intan 454 KK, Desa Sungai Tabuk 160 KK dan Desa Lok Jantung sebanyak 219 KK.
Dilansir dari Antara Sekretaris Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Banjar, Alipudin di Simpang Empat , Kamis malam mengatakan banjir mulai merendam enam desa di wilayahnya sejak Senin malam.
“Mulai Senin banjir terjadi dan terus naik. Pada Senin malam, seluruh warga dari enam desa, terpaksa kami evakuasi, karena air di sebagian daerah mencapai atap rumah warga,” Kata Alipudin.
Baca Juga: Larangan WNA Masuk Indonesia Diperpanjang Hingga 25 Januari 2021
Warga yang menjadi korban banjir diungsikan ke tempat yang tak jauh dari rumahnya, seperti balai desa yang lokasinya lebih tinggi dari rumah warga, di lantai dua gedung sekolah dan beberapa lokasi lainnya.
Alipudin juga menyampaikan saat ini seluruh warga baik itu bayi, anak-anak dan lansia berada di lokasi yang aman dan mendapatkan pelayanan yang cukup baik.
Meskipun saat ini air mulai surut, namun ketinggian air masih separuh rumah warga.
“Memang saat ini mulai surut, namun ketinggian air masih separuh dari rumah warga. Dikhawatirkan ketinggian air akan kembali bertambah, karena berdasarkan informasi daerah yang berada di atas Kecamatan Simpang Empat kembali banjir akibat hujan yang terus menerus,” katanya.
Baca Juga: Aturan Perjalanan KA Diperketat, Penumpang Dilarang Ngobrol dan Diturunkan Jika Ada Gejala Covid-19
Bantuan dari beberapa pengusaha mapun masyarakat hingga kini masih berdatangan terutama makanan, sehingga pasokan makanan warga tetap terpenuhi.
Saat ini banjir melanda hampir di seluruh wilayah Kalimantan Selatan. Bahkan banjir telah melumpuhkan aktivitas ekonomi, perkantoran dan sosial masyarakat di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Selain itu, banjir juga membuat jaringan listrik dan jaringan komunikasi mati sehingga membuat komunikasi menjadi sulit dan menghambat proses pengumpulan data banjir.***
