Waduh, Indonesia Beli Vaksin China, Kok China Malah Pesan 100 juta Dosis dari Negara Lain

- 17 Desember 2020, 06:54 WIB
Politikus Partai Demokrat Jansen Sitindaon mengaku bingung dengan datangnya vaksin covid-19 asal China, Sinovac.
Politikus Partai Demokrat Jansen Sitindaon mengaku bingung dengan datangnya vaksin covid-19 asal China, Sinovac. /Twitter @jansen_jsp

ZONABANTEN.com - Presiden Joko Widodo akan menjadi orang yang pertama menerima suntikan vaksin Covid-19, guna memastikan dan meyakinkan masyarakat akan keamanan vaksin.

Dilansir dari kanal resmi Sekretariat Presiden, Presiden juga menyampaikan bahwa masyarakat akan diberikan vaksin Covid-19 tanpa harus mengeluarkan biaya alias gratis.

"Setelah menerima banyak masukan masyarakat dan melakukan kalkulasi ulang, melakukan perhitungan ulang mengenai keuangan negara, dapat saya sampaikan bahwa vaksin Covid-19 untuk masyarakat adalah gratis," ujar Presiden Jokowi dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, Rabu 16 Desember 2020.

Sebelumnya diketahui sebanyak 1,2 juta vaksin Sinovac asal China telah tiba di Indonesia pada Minggu, 6 Desember 2020 Silam.

Baca Juga: Laporan Prakiraan Cuaca BMKG Kamis, 17 Desember 2020, Ini Daerah JABODETABEK yang Berpotensi Hujan

dan rencananya vaksin yang dibeli dari China tersebut baru akan mulai didistribusikan setelah melalui tahap uji klinis.

namun menjadi hal yang membingungkan, dimana Negara China yang menjadi produsen vaksin Sinovac justru malah memesan 100 juta dosis vaksin Pfizer buatan Jerman yang bekerja sama dengan perusahaan Amerika.

Politikus Partai Demokrat Jansen Sitindaon turut menyoroti soal China yang baru saja membeli 100 juta dosis vaksin Corona dari negara lain, padahal di negaranya telah memproduksi vaksin Sinovac.

China membeli vaksin dari perusahaan Jerman BioNTech, yang dikembangkan bersama perusahaan Amerika Serikat (AS) Pfizer Inc.

Baca Juga: Ini Lokasi Roadshow Mobile Lab BSL-2 Karya Anak Bangsa, Guna Perangi Penyebaran Covid-19

Shanghai Fosun Pharmaceutical Group Co Ltd mengaku akan mendatangkan setidaknya 100 juta dosis vaksin Covid-19 itu untuk digunakan di China.

Sementara sebanyak 1.2 juta dosis vaksin virus corona buatan perusahaan farmasi China, Sinovac telah tiba di Indonesia, Selanjutnya, akan ada 1,8 juta dosis vaksin virus corona lain yang akan tiba pada Januari 2021 mendatang.

Menanggapi hal itu, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat tersebut menyatakan rasa herannya.

"Aduh.. Kita salah beli vaksin atau gimana ini ya? Tolong dulu ahli² vaksin bicaralah. Masak diantara penduduk ratusan juta gini tak ada yg ahli soal ini? Takutku pak Xi Jinping disuntik Pfizer lagi bukan Sinovac produk anak bangsanya sendiri. Masak jd kita yg disuntik Sinovac.????," tulis Jansen di akun twitter pribadinya @jansenjsp.

 Jansen juga meminta para ahli-ahli virus di Indonesia agar berdiskusi terlebih dahulu soal vaksin penggunaan Sinovac ini.

"Tolong dulu ahli-ahli vaksin bicaralah. Masak diantara penduduk ratusan juta gini tak ada yg ahli soal ini?," tuturnya.

Dirinya mengaku khawatir jangan-jangan orang nomor satu di China justru tidak memakai vaksin buatan negaranya.

"Takutku pak Xi Jinping disuntik Pfizer lagi bukan Sinovac produk anak bangsanya sendiri. Masak jadi kita yang disuntik Sinovac," tulis Jansen melanjutkan.

sebelumnya artikel ini telah tayang di Pikiranrakyat-Bekasi.com dengan judul China Malah Beli 100 Juta Dosis Vaksin Luar Negeri, Jansen: Kita Salah Beli Vaksin atau Gimana Ini?


Baca Juga: Doni Monardo Apresiasi Mobil 'Tracking' Covid-19 Karya Anak Bangsa, ini Wujudnya
Jansen juga meminta kepada Kementerian Kesehatan agar membeberkan detail tingkat keberhasilan dari vaksin Sinovac tersebut.

"Kemenkes juga tolong jelaskan kemanjuran vaksin Sinovac ini. Hak publik mengetahuinya karena belinya pakai uang rakyat. Jangan sampai sia-sia, disuntikkan ke tubuh rakyat ternyata tak ampuh tangkal corona dan tetap saling menulari. Tujuan herd immunity jadi tidak tercapai," tuturnya.

Walaupun memang saat ini setiap negara di dunia telah beramai-ramai memborong vaksin untuk keperluan negaranya, Jansen meminta kepada pemerintah agar dapat mencari vaksin yang terbaik.

"Kita semua paham sulit memang mencari vaksin karena semua negara didunia juga sedang ramai-ramai memburunya untuk kebutuhan masing-masing," kata Jansen menambahkan.

Baca Juga: Ada Jisoo BLACKPINK dan Jung Hae In, Berikut Daftar Pemain ‘Snowdrop’, Drama Korea Terbaru 2021

"Tapi marilah kita cari yg terbaik utk kebutuhan rakyat kita dimana kita semua jg ada didalamnya. Jgn sampai kita pakai vaksin yg tingkat kemanjurannya kurang," tutup Jansen.

Perlu diketahui, Shanghai Fosun Pharmaceutical Group mengatakan perusahaan akan mendapat 60 persen laba kotor dari penjualan dosis vaksin Pfizer yang dibuat dengan bahan curah impor.

sedangkan untuk penjualan dosis impor siap pakai, perusahaan menargetkan keuntungan 65 persen. Meski begitu, belum ada pengumuman kesepakatan ini dari pemerintah China.

namun di bulan November 2020, lampu hijau sudah diberikan agar vaksin bernama B162B2 itu di uji klinis di China. Fosun sejak saat diumumkan memang menjadi mitra.

Baca Juga: Pembangunan BTS Internet Ternyata Erat Hubungannya dengan Vaksinasi, Ini Kata Menkeu Sri Mulyani

Vaksin Pfizer ini sebelumnya telah dibeli Inggris, AS, dan menerima persetujuan penggunaan darurat dari sejumlah negara.

China sendiri sebenarnya memiliki vaksin lokal. Bahkan negeri itu sudah memberikan persetujuan darurat untuk dua kandidat vaksin yakni milik Sinopharm dan Sinovac Biotech Ltd.

China juga telah menyetujui penggunaan darurat vaksin Cansino untuk kepentingan militer.

Perusahaan farmasi China lainnya, Shenzhen Kangtai Biological Products Co Ltd juga bekerja sama dengan produsen vaksin corona asal Inggris, AstraZeneca PLC.

Rencananya ada 100 juta dosis vaksin yang akan diproduksi keduanya. Uji klinis juga sudah dilakukan di China.*** (Ghiffary Zaka)

Editor: Bondan

Sumber: PR BEKASI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah