Ahok Hendak Bongkar Borok Pertamina, Pengamat : Buka Aib Sendiri

21 September 2020, 08:28 WIB
Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok. /pikiran-rakyat

ZONABANTEN.com - Basuki Tjahaja Purnama yang lebih dikenal dengan nama Ahok kembali menjadi sorotan. Posisinya saat ini sebagai Komisaris Utama PT. Pertamina (Persero) membuatnya mengetahui banyak hal mengenai kinerja Pertamina dari dalam.

Bahkan dia berhasil menemukan beberapa hal yang dianggapnya sebagai kebobrokan manajemen. Bahkan dia berniat untuk membongkar kebobrokan tersebut ke publik.

Namun langkah Ahok ini dikritisi oleh Adi Prayitno, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia.

Menurutnya Ahok sedang membuka aibnya sendiri sebagai Komisaris Utama PT Pertamina.

Baca Juga: Update Terbaru Lokasi SAMLING Senin 21 September 2020 di Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi

"Kalau ada borok di Pertamina, tidak usah diumbar ke publik. Itu sama saja dengan menelanjangi diri sendiri. Buka aib sendiri," ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno kepada wartawan, Minggu 20 September 2020, melansir dari Warta Ekonomi.

Adi lebih menyarankan Ahok melakukan pembicaraan internal perusahaan dalam menyelesaikan permasalahan internal Pertamina.

"Bisa dilakukan melalui rapat Dewan Komisaris atau melalui rapat pemegang saham dengan Kementerian BUMN. Jadi, tidak perlu dijadikan konsumsi publik. Apalagi diumumkan melalui channel-channel media sosial," kata Adi.

Baca Juga: Narapidana Narkoba Berhasil Kabur dari Lapas Tangerang, Polda Metro Jaya Turut Lakukan Pengejaran

Artikel ini dapat anda baca di Warta Ekonomi dengan judul Berkoar-koar Buka Borok Pertamina, Ahok Sama Saja Telanjangi Diri Sendiri!

Berikut rangkuman fakta Ahok buka bobrok Pertamina, Minggu 20 September 2020 melansir dari Warta Ekonomi.

1. Ahok Mulai Bongkar Aib Pertamina

Dalam sebuah video yang diunggah akun Youtube POIN pada Selasa (14/9/2020) kemarin, Ahok menyebut bahwa perubahan sejumlah direksi Pertamina dilakukan melalui lobi-lobi dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

Bahkan, dia menegaskan dirinya sebagai Komisaris Utama Pertamina pun tidak diberitahu ketika ada perubahan tersebut.

"Dia ganti direktur pun tanpa kasih tahu saya, sempat marah-marah juga, jadi direksi-direksi semua mainnya yang penting lobinya ke Menteri karena yang menentukan Menteri," ujar Ahok.

2. Ada Permainan Gaji

Dalam video berdurasi 6 menit itu, Ahok juga mengutarakan persoalan gaji yang dinilainya sebagai persoalan lain di internal Pertamina. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut, ada jabatan direktur utama dari anak perusahaan yang gajinya Rp100 juta per bulannya, tapi ketika seseorang itu dicopot sebagai direksi, dia tetap dibayar dengan angka yang sama.

Ahok bilang, hal itu tidak masuk akal sebab seseorang yang sudah diganti atau dicopot dari jabatannya seharusnya dibayar berdasarkan posisi dia saat ini.

Baca Juga: Dukung PSBB Jakarta, Pengguna KRL Wajib Pakai Masker Yang Efektif, Jadwal Kereta Dikurangi

3. Utang Pertamina

Masalah lain, lanjut Ahok, terkait utang Pertamina yang mencapai 16 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Meski utang perseroan negara yang menggunung itu, direksi perusahaan masih terus mencari pinjaman. Hingga Ahok menyebut hal itu sebagai suatu kebiasaan.

Hasil pinjaman itu digunakan Pertamina untuk mengakuisisi lapangan di luar negeri. Padahal, kata Ahok, masih ada 12 cekungan di dalam negeri yang berpotensi memiliki minyak dan gas.

"Pertamina sekarang udah ngutang US$16 miliar, tiap otaknya pinjem duit aja nih, saya uda kesel ini, minjem duit terus mau akuisisi terus lagi, saya bilang tidak berpikir untuk eksplorasi, kita masih punya 12 cekungan yang berpotensi punya minyak, punya gas, itu ngapain di luar negeri gitu loh, jadi jangan-jangan, saya pikir ada komisi kali nih beli minyak di luar," ujar Ahok.

4. Ahok Usul Kementerian BUMN Dibubarkan

Ahok menyebut, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus digantikan menjadi superholding yang dinamai Indonesian in Corporation atau Temasek. Karena itu, dia menilai Kementerian BUMN harus dibubarkan.

Ahok mengatakan, pembubaran sebaiknya segera dilakukan sebelum Presiden Joko Widodo (Jokowi) selesai dari masa jabatannya.

Baca Juga: Live Streaming dan Jadwal Acara Trans TV Hari Ini 21 September, Yuk, Tonton Drakor: W-Two Worlds

5. Peruri Minta Uang Rp500 Miliar ke Pertamina

Ahok melontarkan kekesalannya kepada Perum Peruri. Ahok menyebut Perusahaan Pelat merah itu meminta dana sebesar Rp500 miliar kepada Pertamina untuk pembuatan paperless.

Ahok mengatakan, dirinya tengah mendorong tanda tangan digital atau paperless di Pertamina. Namun, Peruri meminta dana Rp500 miliar untuk proyek tersebut. Padahal, Pertamina dan Peruri sama-sama perusahaan pelat merah.

"Saya lagi paksakan tanda tangan digital tapi Peruri bindeng juga masa minta Rp500 miliar untuk proses paperless di kantor Pertamina. itu BUMN juga," ujar Ahok.

6. Ahok Itu Eksekutor Bukan Pengawas

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyampaikan bahwa sebagai komisaris utama Pertamina, dia tidak memainkan tugas pengawasan secara maksimal. Justru dia hanya menjadi seorang eksekutor.

"Saya ini eksekutor bukan pengawas Pertamina sebetulnya, komisaris di BUMN itu sebetulnya neraka, surga belum masuk," ujarnya.*** (Redaksi WE Online)

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler