Mendag, Muhammad Lutfi Sebut Baru Sepertiga Keperluan Minyak Goreng yang Terlayani

17 Februari 2022, 17:26 WIB
Mendag M. Luthfi///Dok. Humas Kemendag /
 
ZONABANTEN.com – Kebutuhan minyak goreng di Indonesia ternyata baru sepertiga atau sekitar 63 juta liter yang terlayani dari total 280 juta liter fi Februari 2022.

Data ini disampaikan oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi seperti yang dikutip dari ANTARA.

"Sebenarnya stok minyak goreng tidak ada masalah, yang terjadi permasalahan ini adalah penyesuaian harga dua minggu kemarin," kata Mendag Lutfi di sela sidak harga Sembako di Pasar Pabaeng-Baeng di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.

Baca Juga: Azis Syamsuddin Diputuskan Vonis 3,5 Tahun Penjara di Pengadilan Tipikor

Mendag menyebutkan penyelarasan harga erat hubungannya dengan distribusi barang yang menjadi alasan untuk memeriksa distribusi keperluan konsumsi masyarakat di Kota Makassar.

Menurut Mendag, untuk barang khususnya minyak goreng, di Makassar stok tersedia, namun  dalam bentuk minyak curah dengan harga mengarah Rp11.500 per liter sesuai ketentuan pemerintah.

Soal masih sulitnya memperoleh minyak goreng kemasan premium di lapangan, Mendag Lutfi menyebutkan dua pekan ke depan distribusi minyak goreng akan normal kembali.

Baca Juga: Empat Desa di Cibeber Kabupaten Lebak Dilanda Bencana Longsor dan Banjir

Apalagi proses pendistribusian dari Jawa ke Makassar sudah mulai dilaksanakan pada Selasa 16 Februari 2022 sore.

Sehingga dalam dua minggu ke depan tidak ada lagi masalah distribusi yang memicu kenaikan harga minyak goreng di pasaran.

Selain berkunjung di  Pasar Pabaeng-baeng, Mendag bersama Wali Kota Makassar H Ramdhan Pomanto dan Sekda Provinsi Sulsel Abdul Hayat Gani juga mendatangi Pasar Terong untuk mengamati persediaan dan harga minyak goreng.

Baca Juga: Update Covid-19 Global: Efek Berkepanjangan Covid-19 Dalam Tubuh Disebut Terjadi Karena Hal ini

Termasuk berbicara dengan penjual tahu dan tempe yang berkeluh soal harga kedelai yang terus naik dari Rp11 ribu menjadi Rp14.500 per kilogram.

Akibatnya, pedagang tahu tempe terpaksa mengecilkan potongan tahu dan tempe yang dijualnya agar dapat berjualan dengan harga yang sama seperti harga kedelai belum naik.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler