Mendikbudristek Nadiem Makarim Ajak Masyarakat untuk Gotong Royong Melakukan Pemulihan Pasca Pandemi COVID-19

9 Februari 2022, 16:36 WIB
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim. /Pikiran Rakyat /

ZONABANTEN.com - Nadiem Anwar Makarim selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), mengajak seluruh masyarakat untuk mementingkan sikap gotong royong.

Dalam hal ini, Nadiem menjelaskan bahwa sikap gotong royong diperlukan karena sangat penting guna pemulihan pasca pandemi COVID-19.

"Gotong royong merupakan salah satu nilai dasar dari bangsa kita, yang sekarang menjadi semakin penting untuk membantu kita untuk pulih dan bangkit. Itulah kenapa Presidensi G20 Indonesia, tahun ini mengangkat tema Recover Together, Recover Stronger," kata Nadiem, dalam kick off G20 on Education and Culture, di Jakarta, Rabu 9 Februari 2022.

Baca Juga: Felix Stray Kids Cedera Punggung, Penampilan Di Fan Meeting Dibatasi

Nadiem menyampaikan, bahwa Presidensi G20 yang telah diterima oleh Presiden Joko Widodo, adalah sebuah momentum yang tepat.

Menurutnya saat ini Indonesia dan semua negara sedang berupaya bangkit dari pandemi COVID-19.

Selama masa pandemi ini, Nadiem menambahkan jika dirinya banyak belajar dan melakukan refleksi diri terhadap banyak hal. 

Nadiem belajar dari para guru yang tidak pernah menyerah, untuk selalu memastikan bahwa pembelajaran tetap berlangsung.

Lalu, para seniman dan pelaku budaya, yang menurutnya masih terus menghasilkan karya-karya kreatif serta melestarikan warisan budaya.

Baca Juga: Xavi Membawa Kebahagiaan dan Perubahan untuk Barcelona

Dari pihaknya juga mengatakan, semakin sadar akan pentingnya gotong royong yang menjadi salah satu nilai dasar dari bangsa Indonesia.

"Gotong royong adalah poin yang penting, gagasan mendasar yang menjalankan roda gerakan Merdeka Belajar, khususnya dalam penerapan kurikulum prototipe yang saat ini mulai diterapkan sebagai opsi bagi sekolah-sekolah di Indonesia," ucap Nadiem.

"Kurikulum ini mengedepankan pembelajaran berbasis proyek dan memerdekakan guru dalam merancang proses belajar dengan dibantu platform Merdeka Belajar," lanjutnya.

Dengan adanya kurikulum prototipe, Nadiem berharap pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, berfokus kepada kompetensi yang essensial dan juga relevan.

Baca Juga: Hiu Ternyata Takut dengan Lumba-lumba? Simak Ulasannya Berikut, Jangan Terkecoh dengan Rupanya

Sehingga dapat membantu dalam mencapai empat tujuan prioritas dari education working group, yaitu pendidikan universal yang lebih berkualitas, teknologi digital dalam pendidikan, solidaritas dan kemitraan dalam dunia kerja pasca-COVID-19. 

"Kita juga harus memikirkan cara untuk mewujudkan kehidupan yang berkelanjutan, sehingga anak-anak masih tetap bisa hidup berdampingan dengan alam. Saya sekarang sudah mulai memberi contoh, dan membiasakan anak-anak saya untuk sama sekali tidak menggunakan plastik di rumah dan mengurangi sampah," katanya.

Nadiem juga mengungkapkan, untuk belajar mencintai alam semesta, seperti yang selalu sudah diajarkan oleh generasi sebelumnya, melalui warisan budaya dan kearifan lokal.

Baca Juga: Tanggapi Permohonan Warga Khonghucu, Ketua FKUB Tangsel: Silahkan Berproses

"Inilah yang menjadi tujuan utama dari rangkaian kegiatan kebudayaan yang melibatkan penggerak budaya Indonesia, serta negara-negara G20 menuju ministerial meeting on culture, yaitu mewujudkan kehidupan yang berkelanjutan dengan kembali ke akar budaya," ujarnya.

Nadiem berharap melalui Presidensi G20, dapat menguatkan gotong royong serta mewujudkan Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler