Film G30S PKI Fiksi Atau Fakta? Simak Penjelasan Saksi Mata dan Ahli Sejarah

30 September 2021, 07:21 WIB
Film G30S PKI Fiksi Atau Fakta? Simak Penjelasan Saksi Mata dan Ahli Sejarah /Instagram.com/@tvonenews/Instagram/@tvonenews

ZONABANTEN.com – Peristiwa G30S PKI merupakan salah satu sejarah kelam yang pernah dialami bangsa Indonesia.

Untuk mengenang peristiwa tersebut dibuat film mengenai G30S PKI, namun film ini menimbulkan pro dan kontra, terutama mengenai fiksi atau fakta film G30S PKI.

Keaslian isi film G30S PKI masih menimbulkan polemik dalam masyarakat hingga saat ini. Beberapa pihak menganggap film G30S PKI sebagai propaganda pemerintah Orde Baru.

Baca Juga: Sukses dalam Serial Squid Game, Anupam Tripathi: Ayah Saya akan Sangat Senang, Tapi Dia Meninggal Tahun 2017

Dalam sebuah acara berita di TV One, beberapa saksi mata G30S/PKI dan ahli sejarah Universitas Indonesia memberikan penjelasan mengenai keaslian film G30S PKI secara daring.

Dalam acara tersebut, Untung Ahmad Mufreni, putra Jenderal Ahmad Yani. Sebagai saksi mata, Untung menceritakan kronologi kematian ayahnya yang ditembak dan dibawa oleh Cakrabirawa.

“Kejadian itu adalah tragedi berdarah, jangan sampai terulang lagi kejadian seperti itu. Itu saja, film itu sebenarnya kesana. Kalau mengenai hal lain kami tidak tahu. Kami hanya tahu urusan di rumah saja,” kata Untung sambil mengenang kematian Ayahnya.

Baca Juga: Futsal World Cup: Argentina Melaju ke Final Usai Tekuk Brasil

Witarwahyono Reksoprodjo, anak mantan Menteri Listrik dan Energi, Setiadi Reksoprodjo juga sempat dimintai pendapat mengenai keaslian isi film G30S PKI.

Witarwahyono menjelaskan kronologi penangkapan ayahnya.

Saat peristiwa G30S PKI berlangsung, Setiadi Reksoprodjo berada di rumah. Kemudian, pada bulan Maret 1966, ketika Surat Perintah 11 Maret keluar, Setiadi Reksoprodjo ditahan dengan alasan agar terbebas dari amukan demo mahasiswa.

Setiadi Reksoprodjo awal mulanya dibawa ke Senayan. Tiga bulan kemudian dipindah ke tahanan yang sesungguhnya yang berada di RTM Budi Utomo. Setelah belasan tahun, lalu dipindahkan lagi ke RTM Nirbaya di Jakarta Timur.

Baca Juga: Menjadi Saksi Mata G30S PKI, Putra Bungsu Jenderal Ahmad Yani Beberkan Kronologi Sebenarnya

“Terus terang saya tidak tahu apa kaitannya peristiwa G30S PKI dengan ayah saya. Kalau disebut kudeta sepengetahuan saya, persiden waktu itu adalah Soekarno. Jadi kalau isu kudeta itu sebetulnya mengkudeta Bung Karno, semenetara peristiwa itu bukan mengkudeta Bung Karno, karena setelah itu Bung Karno masih berkuasa. Disini saya kurang bisa memahami logika berpikir yang terjadi,” kata Witarwahyono saat ditanya mengenai keaslian film G30S PKI.

Berdasarkan keterangan dari Dr. Abdurakhman, M. Hum, Ahli Sejarah Universitas Indonesia, film G30S PKI tidak salah apabila dikatakan sebagai propaganda politik, karena pemerintah Orde Baru sering memakai film sebagai alat propaganda politik untuk mencapai sasaran pembangunan.

“Saya melihat ini adalah propaganda politik ideologi, pemerintah Orba membuat film yang menanamkan ideologi negara untuk menguatkan pemahaman kepada rakyatnya dan menggambarkan adanya ancaman terhadap ideologi negara, konteksnya pada waktu itu adalah ancaman PKI, salah satunya dengan film G30S PKI,” kata Abdurakhman.

Baca Juga: Jaringan 5G Sudah Bisa Dinikmati di Kota Ini, Apakah Salah Satunya Kota Kamu?

Kemudian, mengenai keaslian isi film G30S PKI tidak bisa dikatakan benar 100 persen. Hal itu karena film seringkali ‘dibumbui’ oleh sutradara.

Isi film bisa jadi dikurangi kekejamannya atau bisa pula ditambah, tergantung oleh pihak pembuat film.

“Mengenai kudeta politik kita perhatikan pidato Untung pada tanggal 1 oktober pukul 7 pagi kemudian pidato untung pada pukul 13, jelas-jelas yang dikatakan adalah pembentukan dewan revolusi, dewan revolusi itu sebagai pusat kekuasaan, sumber kekuasaan,” jelasnya kepada Tim TV One.

Baca Juga: Profi dan Biodata Anupam Tripathi, Pemeran Abdul Ali dalam Squid Game, Asal India, Peraih Beasiswa K'ARTs

“Konteksnya dengan terbentuknya dewan revolusi, Untung sendiri mengatakan dengan terbentuknya dewan revolusi ini, maka kabinet dwikora adalah demisioner, dan kalau mendemisionerkan kabinet, maka itu adalah kudeta,” tambahnya lagi.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: YouTube tvOne News

Tags

Terkini

Terpopuler