Demi Menjaga Stabilitas Harga Kelapa Sawit, Perkuat Kerjasama Indonesia - Malaysia

27 Februari 2021, 16:41 WIB
Ilustrasi petani sawit /Antara/

ZONA BANTEN — Pemerintah Indonesia memperkuat kerjasama dengan Pemerintah Malaysia terkait kebijakan dan pengembangan Kelapa Sawit kedua negara. 

Wacana ini ditegaskan dalam Pertemuan Tingkat Menteri Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) 2021.

Acara ini diselenggarakan secara daring pada Jumat, 26 Februari 2021 dan ditulis pada situs Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI.

Baca Juga: Efek Samping Vakin Corona Moderna Bisa Bikin Wajah Bengkak? Cek Faktanya

Pertemuan ini dihadiri oleh Airlangga Hartarto, selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Airlangga menerangkan, pemanfaatan lahan untuk sawit lebih efektif jika dibandingkan dengan tanaman minyak nabati lainnya. 

“Secara keseluruhan, minyak sawit memasok 31 persen kebutuhan minyak nabati dunia dengan total penggunaan lahan yang hanya 5 persen.”  ujar Airlangga pada artikel yang sama.

Baca Juga: Sering Salah Kaprah, Penyakit Hemofilia Bukan Perdarahan yang Tidak Berhenti Tetapi Lebih Lama

Data tahun 2019 dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) menunjukkan bahwa setiap produksi 1 ton minyak nabati, untuk bunga matahari diperlukan lahan seluas 1,43 hektar. 

Sementara itu, untuk memproduksi volume yang sama dari tanaman kedelai dibutuhkan lahan 2 hektar. 

Dibandingkan dua jenis penghasil minyak nabati tersebut, kelapa sawit lebih irit karena hanya membutuhkan lahan seluas 0,26 hektar.

Baca Juga: Selain Gubernur Nurdin Abdullah, KPK Juga Tangkap Pejabat Pemprov Sulsel dan Pihak Swasta

Produksi biodiesel nasional juga terus meningkat semenjak penerapan kebijakan mandatori B30, pada awal tahun 2020 lalu. 

Kebijakan ini juga berhasil menjaga kestabilan persediaan dan permintaan kelapa sawit dunia. 

Selain berusaha dari dalam negeri, pemerintah Indonesia juga mengajak partisipasi pemerintah Malaysia.

Kerjasama ini diharapkan dapat menjaga harga sawit di pasar dunia tetap menguntungkan. 

Baca Juga: Mitos Menyesatkan Extension Rambut, Disebut Perawatan Sulit hingga Bikin Tidak Nyaman

“Berkat harga yang relatif stabil, kebijakan ini juga turut membantu kesejahteraan petani kelapa sawit di Indonesia,” ujar Airlangga.

Dalam pertemuan ini, Pemerintah Indonesia juga mengapresiasi pembentukan Scientific Committee (Komite Sains) di bawah CPOPC.

Komite ini akan berusaha menjawab pandangan negatif di berbagai negara terkait produk kelapa sawit dengan fakta atau narasi berbasis sains maupun kajian ilmiah.

Baca Juga: Link Live Streaming Man. City Vs West Ham United di Mola Tv Pukul 19.30

“Kedua negara harus bekerjasama secara optimal untuk meningkatkan penerimaan produk sawit di pasar dunia.” Ujar Airlangga.

“Sehingga pengembangan produk hilir sawit menjadi pilihan dengan memperhatikan peningkatan nilai tambah produk,” ujar Airlangga menambahkan.

Pertemuan Tingkat Menteri tersebut diakhiri dengan Forum CEO yang dihadiri Menteri CEO Perusahaan Kelapa Sawit kedua negara.

Baca Juga: Salah Satu Cara Mudah Hilangkan Stres: Hirup Udara Pagi

Forum CEO menyepakati perlunya pendekatan diplomatic untuk menindaklanjuti negara yang menerapkan tariff barrier atas produk kelapa sawit.

Selain itu, Forum CEO juga menegaskan perlunya untuk tetap bersama dalam menghadapi segala tantangan.***

Editor: Bunga Angeli

Tags

Terkini

Terpopuler