2. Curhat dengan Allah SWT
Ketika menjalankan I’tikaf, kita juga bisa curhat kepada Allah SWT secara intim. Bahkan kita juga bebas untuk berbicara langsung kepada-Nya dengan waktu yang lama. Menangis, memohon, serta merenungkan apa yang telah kita perbuat.
Muslim B. Yasar (rahimahullah) pernah berkata, “Para pencari kesenangan tidak menemukan kesenangan seperti pengasingan dan percakapan intim dengan Allah.”
3. Berpikir Mendalam (Tafakkur) dan Refleksi Diri (Muhasabah)
Jika ingin merenung atas segala perbuatan yang telah dilakukan, I’tikaf merupakan hal yang tepat untuk dijalankan.
Ketika menjalankan I’tikaf, ini akan menjadi waktu yang digunakan untuk merenungkan keadaan pribadi.
Ibn al-Jawzi (rahimahullah) pernah menuliskan, “Betapa indahnya pengasingan! Jika satu-satunya hal yang dapat diperoleh dari pengasingan adalah perenungan tentang bekal untuk perjalanan abadi, dan keamanan dari kejahatan pergaulan, itu sudah cukup!”
4. Menjauhkan dari Keterikatan Dunia
Selama ini, mungkin kita sudah terlalu terikat dengan berbagai hal yang ada di dunia, seperti mendapatkan pakaian, barang-barang mewah, dan hal-hal lainnya yang pada akhirnya membuat kita lalai dari Allah SWT.