“Misal mohon maaf, pemerintah kita menetapkan waktu misalnya, awal Dzulhijjah beda dengan Saudi, misal. Karena zonanya, misalnya ada perbedaan tertentu, dalam hal tertentu, kondisi tertentu, misal saja," sambung Ustadz Adi Hidayat.
Jadi dapat disimpulkan menurut Ustadz Adi Hidayat, yang diikuti dalam puasa Arafah adalah waktu.
“Maka yang diikuti saat puasa Arafah itu bukan ikut ke yang wukuf, bukan waktu Saudi, tapi waktu di sini. Karena zona itu bisa berbeda,” jelasnya.
Ustadz Adi Hidayat menegaskan, ulama-ulama di Arab Saudi bahkan sudah memberikan fatwa jika di suatu negara zona waktunya berbeda jauh yang bisa melahirkan perbedaan waktu, maka waktu di negara itu yang diikuti.
“Kecuali kalau waktunya dekat, sekitaran teluk, gitu kan, UAE, Qatar, bahkan kami sampai ke Libya. Itu kalau Saudi musim haji, sudah ikut waktu Saudi, ya. Nggak ribut-ribut lagi. Kecuali cukup agak jauh seperti kita saat ini di beberapa tempat,” ujarnya.
“Jelas ya. Jadi nanti kalau pemerintah menetapkan waktu, misal bersamaan Alhamdulillah. Kalau tidak ikuti waktu kita,” tegas Ustadz Adi Hidayat.
Informasi menarik tentang Idul Adha lainnya KLIK DISINI***