ZONABANTEN.com – Menjadi penguni surga, tentulah dambaan setiap orang.
Pintu surga terbuka bagi siapa saja yang mau melakukan berbagai amalan ahli surga.
Sayangnya, tidak sedikit orang yang menginginkan masuk surga, tetapi tidak melakukan amalan ahli surga.
Baca Juga: Lowongan Kerja Pegawai Kontrak di PT Pelni (Persero), Deadline 6 September 2020
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda :
"Diperlihatkan kepadaku tiga (golongan) manusia dari umatku yang mula-mula masuk surga (mereka adalah) orang yang mati sahid, orang fakir yang tidak meminta-meminta dan seorang budak yang tidak disibukkan oleh pekerjaannya dari taat beribadah kepada Allah." (HR Tirmidzi).
Berdasarkan hadits tersebut, bahwa terdapat tiga golongan manusia yang akan masuk surga pertama kali, diantaranya :
Baca Juga: Layak Ditiru, Mahasiswa Budhis Bagikan Sembako kepada Pegawai Honorer
1. Orang yang mati sahid
Sahid merupakan seorang Muslim yang meninggal ketika berperang atau berjuang di jalan Allah membela kebenaran atau mempertahankan hak dengan penuh kesabaran dan keikhlasan untuk menegakkan agama Allah.
Sabda Rasulullah, "Orang yang mati syahid (dianugerahi) enam keistimewaan, diampuni dosanya sejak mulai pertama darahnya mengalir, ia dapat melihat tempatnya di surga, dilindungi dari azab kubur, dan terjamin keamanannya dari malapetaka besar (pada Hari Kiamat), merasakan kemanisan iman, dikawinkan dengan bidadari dan diperkenankan memberikan syafaat bagi tujuh puluh orang kerabatnya." (HR Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).
Baca Juga: OTG Meningkat, Pemkab Tangerang Akan Buka Kembali Wisma Griya Anabatic
2. Orang fakir tidak meminta-minta
Orang fakir yang tidak meminta-minta merupakan termasuk golongan manusia yang masuk surga pertama kali.
Hal itu karena mereka dapat menahan diri dari ketidakmampuan segi ekonomi dan kepandaian untuk memenuhi kebutuhannya.
Baca Juga: Update Harga Emas Batangan di Galeri 24 Hari Ini Rabu 2 September 2020
3. Budak yang taat beribadah kepada Allah
Golongan yang masuk surga pertama kali selanjutnya adalah budak yang beribadah kepada Allah dengan sebaik-baiknya dipenuhi dengan ketaatan kepada Allah SWT.
Meskipun demikian budak tersebut tidak melupakan hak dan kewajiban dirinya kepada sang tuan.***(Andriana)