ZONABANTEN.com - Puasa weton atau wetonan merupakan tradisi masyarakat Jawa yang dilakukan untuk memperingati hari kelahiran seseorang.
Tradisi ini biasanya dilakukan bila ada suatu hajat atau keinginan yang dianggap penting.
Harapannya adalah supaya cita-cita lekas terkabul.
Puasa yang sewring dilakukan adalah berpuasa Ngebleng.
Baca Juga: Jelang Peringatan Bom Atom Hiroshima Nagasaki, Jepang Perpanjang Pameran di Kantor PBB Jenewa
Artinya si pelaku tidak diperkenankan untuk makan, minum ataupun keluar kamar selama puasanya berlangsung.
Satu atau dua jam, misalnya keluar kamar, hanya boleh untuk buang air.
Dalam berpuasa ngebleng, semua aktivitas sehari-hari harus ditinggalkan. Termasuk aktivitas seksual.
Dilansir dari akun instagram @pakarkejawen Dewi Sundari menjelaskan untuk melakukan ritual ini tidur boleh, namun hanya sebentar saja.
Baca Juga: Kisah Tragis Junko Furuta, Gadis Jepang yang Dibunuh Secara Brutal
Nah, berikut ini manfaat berpuasa weton antara lain :
1. Biasanya orang melakoni ritual ini agar hajatnya lekas terkabul.
Selain itu, wetonan juga dilakukan dengan tujuan untuk mendekatkan diri agar kuat sukmanya.
2. Selalu peka terhadap isyarat Tuhan, dan diberi keberkahan hidup secara keseluruhan.
Artikel ini sebelumnya telah dimuat di ringtimesbali.com dengan judul, Apa itu Puasa Weton, Yuk Kenali Ternyata Banyak Manfaatnya!
Baca Juga: 3 Amalan yang Dapat Dilakukan saat Malam Asyura
Lantas, bagaimana tata cara puasa weton?
1. Sebelum melaksanakan ibadah berpuasa, berdoalah di luar rumah
2. Seusai berpuasa, berdoalah kembali diiringi dengan ucapan syukur karena telah diberi kekuatan untuk menyelesaikan puasa tersebut.
3. Untuk penutupan, mandilah dengan kembang tujuh rupa atau kembang setaman. Mandinya dengan cara diguyur dari kepala hingga kaki.
Baca Juga: Sederhana, Begini Niat dan Tata Cara Puasa Muharram
4. Hidangkan makanan berupa tujuh macam jajan pasar ketika berbuka. Siapkan pula bubur merah putih.
Nah itu tadi manfaat dan tata cara puasa weton.
Semoga menjadi bahan wawasan untuk Anda dikemudian hari.***(Dian Effendi/Ringtimes Bali)