Menyusul Uni Emirat Arab, Bahrain Ikut Membangun Hubungan Diplomatik Dengan Israel

- 12 September 2020, 10:23 WIB
Raja Bahrain Hamad bin Isa al-Khalifa besama Pangeran Mohammed bin Zayed. (Foto: Islamtimes.org)
Raja Bahrain Hamad bin Isa al-Khalifa besama Pangeran Mohammed bin Zayed. (Foto: Islamtimes.org) /

ZONABANTEN.com  - Dinamika politik regional di Timur Tengah memasuki babak baru.

Melansir dari RRI, Pemerintah Bahrain dan Israel telah sama-sama sepakat untuk membangun hubungan diplomatik secara penuh.

Presiden AS Donald Trump turut mengumumkan adanya kesepakatan kedua negara itu  pada hari Sabtu 12 September 2020. 

Dalam pernyataan bersama, AS, Bahrain, dan Israel mengatakan, kesepakatan itu dicapai usai Trump berbicara dengan PM Israel Benjamin Netanyahu, dan Raja Bahrain Hamad bin Isa al-Khalifa.

"Ini adalah proses bersejarah untuk mencapai perdamaian di Timur Tengah," tulis pernyataan tersebut seperti dilansir Aljazirah.

Kesepakatan ini tercapai setelah Uni Emirate Arab juga mengumumkan normalisasi hubungan dengan Israel pada bulan lalu.

Baca Juga: Wali Kota Bogor Bima Arya Sebut Kebijakan PSBB Total Gubernur Anies Belum Jelas

Trump mengatakan kepada wartawan, Bahrain akan ikut bersama Israel dan UEA untuk menandatangani perjanjian di Gedung Putih pada 15 September.

"Tak menyangka, ini dapat terjadi dan sangat cepat," ujar Trump.

Penasihat Gedung Putih yang juga mantu Donald Trump Jared Kusher menyambut baik perjanjian ini dan menyebutnya sebagai puncak dari kerja hebat pemerintahan Trump selama empat tahun.

Artikel ini juga dapat anda baca di Zonajakarta (PRMN) dengan judul Girang, Doland Trump Umumkan Raja Bahrain Buka Hubungan dengan Israel: Ini Terjadi Sangat Cepat!

Baca Juga: Gawat, Info dari Intelijen Inggris, Indonesia jadi Target Sabotase Korea Utara

"Kita akan melihat awal baru Timur Timur Tengah, dan presiden telah mengamankan aliansi untuk mencapai semua itu," tuntas Kusher.

Diperkirakan hubungan diplomatik yang dibangun kedua negara ini memancing polemik diantara negara-negara Arab, seperti yang terjadi pada bulan Agustus lalu ketika  pemerintah Iran mengecam keras kesepakatan damai antara Israel dan Uni Emirat Arab.

Mengutip Galamedia, Jumat 14 Agustus 2020, Iran menganggap perjanjian damai itu sebagai tindakan bodoh yang hanya akan memperkuat poros perlawanan.

"Rakyat di Palestina tertindas dan semua negara bebas di dunia tidak akan pernah memaafkan normalisasi hubungan dengan rezim kriminal penjajah Israel dan keterlibatannya dalam kejahatan," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Iran, Jumat 14 Agustus 2020.

Baca Juga: Update Harga Emas Antam di Butik LM Hari Sabtu 12 September 2020, Naik Jadi Rp.1.031.000 per gramnya

Teheran mengatakan pemerintah Emirat dan negara-negara lain yang menyertainya harus menerima tanggung jawab atas semua konsekuensi dari perjanjian tersebut.

Otoritas Palestina (PA) pun pada waktu itu meminta Uni Emirat Arab untuk "segera mencabut" perjanjiannya untuk mengambil langkah-langkah menuju normalisasi hubungan dengan Israel, yang disebutnya sebagai keputusan yang tercela.*** (Lusi Nafisa)

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Zona Jakarta


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x