Ako mengatakan bahwa universitas tempat mahasiswa tersebut belajar telah gagal memberikan dukungan yang memadai untuknya, seperti dengan membantunya melanjutkan studi dari jarak jauh.
Ako pun mengungkapkan bahwa hanya sedikit anggota fakultas yang menghubungi mahasiswa tersebut sejak penangkapannya.
Ako telah menghubungi para pejabat di universitas dan meminta mereka melakukan upaya untuk mendukung pendidikan mahasiswa tersebut.
“Ketika hal seperti ini terjadi, kebebasan berpendapat menyusut,” kata Ako, seraya menambahkan bahwa banyak mahasiswanya yang berasal dari Cina atau Tiongkok yang khawatir akan resiko penganiayaan setelah kembali ke negara asalnya.
Baca Juga: Seorang Remaja Kulit Hitam Ditembak, Unjuk Rasa Terjadi