Akibat Perang, Warga Ukraina Menyembunyikan Anak-Anaknya di Ruang Bawah Tanah

- 30 Maret 2023, 17:56 WIB
Akibat perang, warga sipil Ukraina menyembunyikan diri dan anak-anak mereka di ruang bawah tanah. Keadaan ini berpengaruh terhadap psikologis mereka.
Akibat perang, warga sipil Ukraina menyembunyikan diri dan anak-anak mereka di ruang bawah tanah. Keadaan ini berpengaruh terhadap psikologis mereka. /freepik/

ZONABANTEN.com - Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina membuat warga sipil berusaha keras menjaga keselamatan mereka.

Para relawan Ukraina yang mengevakuasi warga sipil dari wilayah garis depan perang dengan Rusia mengatakan bahwa para orang tua menyembunyikan anak-anak mereka di ruang bawah tanah.

Mereka menjaga anak mereka di sana agar tidak diambil.

 

Sebelumnya, pada awal Maret, pemerintah Ukraina memberikan izin kepada pemerintah lokal di kota timur Bakhmut untuk mengevakuasi anak-anak secara paksa.

Baca Juga: Wajah Anak Indah Permatasari dan Arie Kriting Terungkap, Parasnya Dipuji Netizen: Matanya Mirip Arie

Kawasan Bakhmut merupakan kawasan yang ingin dikuasai oleh Rusia. 

Warga sipil di Bakhmut telah menjadi sasaran serangan sejak perang dimulai, tetapi intensitasnya meningkat dalam beberapa bulan terakhir.

Sehingga kawasan ini juga berisiko berada di bawah pendudukan Rusia. Pihak berwenang Ukraina mengatakan 4.000 warga sipil masih berada di kota tersebut; tidak jelas berapa banyak di antara mereka yang merupakan anak-anak.

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa di Denpasar Hari Ini, 30 Maret 2023, Lengkap dengan Doa Berbuka Puasa

Salah seorang relawan mendeskripsikan bagaimana keadaan ketika ia membantu proses evakuasi. Tangan anak yang berada di ruang bawah tanah itu sampai berwarna abu-abu karena kurangnya sinar matahari dan tidak keluar sejak September. Ibunya mengatakan bahwa ia takut keluar rumah dan tidak memiliki tempat untuk pergi.

Meskipun para orang tua memberikan alasan yang berbeda-beda, sebagian besar relawan mengaitkan keadaan tersebut dengan kemiskinan dan kondisi psikologis keluarga, yang telah hidup di bawah pengeboman selama berbulan-bulan.

Baca Juga: Berbuka Terasa Lebih Nikmat dengan 5 Olahan Es Teler Ini, Berikut Resepnya

Relawan Ivlev-Yorke (27) menggambarkan masalah kesehatan mental yang parah yang dihadapi oleh banyak orang yang tinggal di ruang bawah tanah di daerah garis depan. Ia mengatakan bahwa alasan orang enggan untuk pergi, mulai dari memiliki kerabat lanjut usia yang tidak dapat berjalan, atau anjing yang tidak ingin mereka pisahkan, hingga tidak percaya bahwa ia dapat mengatur akomodasi untuk mereka. Bisa dikatakan bahwa, mereka yang menghabiskan waktu berbulan-bulan tanpa air, listrik, gas, ataupun udara segar tidak percaya pada negara dan juga tidak percaya diri untuk memulai hidup baru. ***

Editor: Rahman Wahid

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x