Menanggapi izin Swedia atas insiden tersebut, Ankara membatalkan kunjungan Menteri Pertahanan Swedia Pal Jonson yang akan datang ke Türkiye.
Iran juga menyebut pembakaran al-Qur’an sebagai upaya untuk mengobarkan kebencian dan kekerasan terhadap umat Islam.
Teheran mengatakan beberapa negara Eropa dengan dalih palsu mengadvokasi kebebasan berbicara memungkinkan elemen ekstrimis dan radikal untuk menyebarkan kebencian terhadap kesucian dan nilai-nilai Islam.
Jordan bergabung dengan paduan suara kecaman, menekankan penolakan kerajaan atas tindakan yang memicu kebencian ini.
Amman menggarisbawahi perlunya menyebarkan budaya perdamaian dan penerimaan satu sama lain, dan menambahkan bahwa mengutuk ekstremisme adalah tanggung jawab bersama.
Maroko mengatakan "terkejut" dengan izin Swedia untuk membakar kitab suci umat Islam.
“Tindakan penuh kebencian ini, yang menyinggung perasaan lebih dari satu miliar Muslim, dapat memicu kemarahan dan kebencian antara agama dan masyarakat," ujar Kementerian Luar Negeri Maroko memperingatkan dalam sebuah pernyataan.
Pakistan menyebut insiden itu sebagai tindakan Islamofobia yang tidak masuk akal dan provokatif yang melukai kepekaan agama lebih dari 1,5 miliar Muslim di seluruh dunia.
Tindakan semacam itu tidak tercakup dalam ekspresi yang sah dari hak atas kebebasan berekspresi dan berpendapat yang memikul tanggung jawab berdasarkan hukum hak asasi manusia internasional, seperti kewajiban untuk tidak melakukan ujaran kebencian dan menghasut orang untuk melakukan kekerasan," kata Kementerian Luar Negeri Pakistan.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Bangladesh juga mengutuk tindakan menghina nilai-nilai suci umat Islam di seluruh dunia dengan kedok 'kebebasan berekspresi'.