ZONABANTEN.com - Pasukan Keamanan Iran dituduhkan melakukan pencurian jasad seorang aktivis wanita, dan diduga melakukan pemakaman secara tersembunyi.
Nika Shakarami, aktivis wanita yang dimaksud, sebelumnya hilang selama sepuluh hari, setelah mengikuti pawai protes terhadap kematian Mahsa Amini.
Menurut Bibinya, Atash Shahkarami kepada BBC, kabar terakhir dari keponakannya tersebut adalah ketika dirinya memberi tahu teman-temannya bahwa ia dikejar oleh pasukan keamanan di Teheran.
Baca Juga: Preview Shirif Tiraspol vs Real Sociedad di Liga Europa, Berita Tim dan Prediksi Susunan Pemain
Selama dirinya menghilang, pihak keluarga telah mencari Nika Shakarami ke beberapa tempat, hingga akhirnya ditemukan di salah satu rumah sakit.
Tetapi ketika hendak melakukan identifikasi, Atash mengatakan bahwa pihak keluarga hanya diizinkan untuk melihat wajahnya saja selama beberapa detik.
Setelah hal itu, keluarga bermaksud memindahkan jasad remaja 16 tahun itu, ke kampung halamannya di Khorramabad, di barat negara itu.
Tetapi menurut sumber yang tidak disebutkan, jasad Nika Shakarami telah dicuri, dan dimakamkan di desa yang berjarak 40 km dari lokasi pemakaman seharusnya, tanpa sepengetahuan keluarganya.
Padahal sebelumnya, di bawah tekanan Petugas Keamanan Iran, pihak keluarga telah setuju untuk tidak mengadakan upacara pemakaman.
Baca Juga: Mantap! Pratama Arhan Rupanya Kembali Bermain untuk Tokyo Verdy, Lawannya Adalah Tim Ini
Kematian Nika Shakarami telah memicu protes dari berbagai kalanga, tak hanya keluarga dan kerabat terdekat saja.
Wajah Nika Shakarami kini telah menjadi ikon baru perjuangan Hak Asasi Manusia di Iran, setelah Mahsa Amini.
Profilnya telah digunakan beberapa kali oleh aktivis kemanusiaan, demi mendorong pembongkaran rezim ultra-konservatif Ayatollah Khomeini, yang dianggap sebagai diktator
Organisasi kemanusiaan di Oslo telah mengklaim setidaknya telah ada 92 orang yang tewas dalam protes yang terjadi sejauh ini. Sementara Amnesty Internasional mengkonfirmasi ada 53 kematian.***