Fakta Di Balik Kejamnya Ubasute, Tradisi Kuno Membuang Orang Tua Renta ke Hutan dan Dibiarkan Meninggal

- 24 September 2022, 08:25 WIB
Fakta Di Balik Kejamnya Ubasute, Tradisi Kuno Membuang Orang Tua Renta ke Hutan dan Dibiarkan Meninggal
Fakta Di Balik Kejamnya Ubasute, Tradisi Kuno Membuang Orang Tua Renta ke Hutan dan Dibiarkan Meninggal /Ancient Origins

ZONABANTEN.com - Ubasute merupakan praktik kuno yang berasal dari cerita rakyat Jepang, di mana keluarga yang sedang sakit atau menua dibuang ke hutan untuk mati di sana.

Meskipun ubasute telah dibuktikan keberadaannya dalam sejumlah legenda Jepang, tidak jelas apakah itu benar-benar menjadi praktik umum di masa lalu.

Ubasute atau obasute secara harfiah berarti 'meninggalkan seorang wanita tua'. Ada pula istilah oyasute yang memiliki arti 'meninggalkan orang tua'.

Tradisi ini menjadi salah satu bentuk senisida (pembunuhan orang tua) karena mengharuskan seseorang meninggalkan orang tuanya di gunung atau terpencil lainnya hingga mereka mati di sana.

Baca Juga: 10 Tanda Orang Tua Durhaka Pada Anak Menurut Syekh Ali Jaber, Salah Satunya Membandingkan Dengan Orang Lain

Salah satu tempat yang menjadi lokasi populer untuk ubasute adalah di barat laut kaki Gunung Fuji, yang dikenal sebagai Aokigahara (dikenal juga sebagai Jukai yang berarti 'Lautan Pohon').

Karena itulah penduduk Jepang mengenal tradisi ini dengan istilah ubasuteyama yang memiliki arti 'membuang orang tua ke gunung'.

Asak mula ubasute

Meskipun kisah-kisahnya terkesan menampilkan 'pengabaian terhadap orang tua', sebenarnya itu dimaksudkan guna menginspirasi anak-anak agar lebih taat dan tidak meninggalkan orang tuanya yang telah lanjut usia.

Dilansir dari laman Ancient Origins, salah satu kisah ubasute yang paling terkenal di Jepang adalah tentang seorang pria yang membawa ibunya ke atas gunung. 

Pria itu berniat untuk meninggalkan ibunya di sana. Meski sang ibu sadar akan niat putranya, ia tetap begitu peduli padanya. 

Baca Juga: Dampak Dari Pengaruh Sikap Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak-Anaknya

Ibu yang sudah tua itu bahkan menandai jalan mereka dengan ranting-ranting patah di tanah agar putranya tidak tersesat ketika menuruni gunung.

Cerita tersebut menyoroti bagaimana yang dimiliki oleh seorang ibu pada anak-anaknya bagaimana pun sikapnya.

Kisah lain datang dari India melalui Cina pada abad ke-6. Kala itu, ada seorang raja yang membenci orang tua.

Saking bencinya, ia sampai membuat peraturan yang mirip dengan ubasute, di mana semua rakyatnya yang berusia lebih dari 70 tahun harus 'dibuang' ke pengasingan.

Akan tetapi, ada salah satu menteri yang begitu mencintai ibunya. Ketika sang ibu sudah genap berusia 70 tahun, ia menggali ruang bawah tanah rahasia di rumahnya dan menyembunyikan ibunya di sana.

Beberapa tahun kemudian, penguasa kerajaan tetangg mengirim dua kuda yang hampir identik kepada raja, disertai sebuah teka-teki yang memintanya untuk menebak yang mana induknya dan mana anaknya. Kalau salah menjawab teka-teki tersebut, kerajaannya akan diserang. 

Baca Juga: Agar Tak Depresi seperti Devano Putra Iis Dahlia, Orang Tua Dapat Berikan 3 Kebutuhan ini pada Anak

Raja pun meminta nasihat dari menterinya yang berjanji akan menemukan solusi jawaban untuk teka-teki itu.

Nmun, ia tidak dapat menjawab pertanyaan itu sendiri kemudian meminta saran dari ibunya. 

Wanita tua itu ternyata pernah mendengar teka-teki ini sebelumnya dan menyuruh putranya meletakkan rumput di depan mereka.

Menurut sang ibu, induk kuda pastilah akan mundur dan membiarkan kuda lainnya makan duluan. Ternyata jawaban si ibu benar.

Penguasa tetangga pun membatalkan rencananya untuk menyerang dan mereka jadi sekutu bagi sang raja.

Terkesan oleh sang menteri, raja lalu memanggilnya untuk menanyakan bagaimana ia mengetahui jawaban teka-teki itu.

Menteri lalu mengakui semua perbuatannya yang mengingkari peraturan raja dengan menyembunyikan ibunya.

Namun, alih-alih marah, raja malah mencabut aturannya terhadap orang tua dan mulai menghormati mereka dengan baik. 

Baca Juga: Hai Orang Tua! Ini Kesalahpahaman tentang Perilaku Buruk Anak Remaja, Begini Solusinya

 
Praktik Ubasute modern
 
Ubasute saat ini masih terbatas pada ranah cerita rakyat karena tidak ada bukti cukup yang menunjukkan praktiknya secara luas di masa lalu.
 
Sayangnya, kisah-kisah masa lalu itu justru malah mengilhami tindakan ubasute modern.
 
Ada keyakinan bila ubasute tengah dihidupkan kembali di era Jepang modern dalam bentuk yang sedikit berbeda.
 
Salah satunya adalah pada tahun 2015 lalu, di mana seorang pria bernama Katsuo Kurokawa dituduh telah meninggalkan kakak kandungnya, Sachiko yang cacat di lereng gunung di Prefektur Chiba pada Maret 2011. 
 
Sachiko diduga tewas di Sungai Obitsu beberapa saat setelah ditinggalkan oleh sang adik di sana.
 
Kemudian di tahun 2018 ada wanita bernama Ritsuko Tanaka yang ditangkap karena telah menelantarkan ayahnya yang renta dan menderita Alzheimer di stasiun layanan jalan tol.
 
 
Kepada polisi, ia mengaku terpaksa melakukan perbuatannya karena sudah merasa tidak mampu lagi mengurus sang ayah.
 
Sementara itu, di masyarakat modern saat ini sudah makin banyak anak yang mengirim orang tuanya ke panti jompo dengan berbagai alasan. Mulai dari kemiskinan hingga tidak mampu mengurus orang tua yang berusia lanjut.
 
Kasus-kasus tersebut kini masih jadi pro dan kontra di kalangan masyarakat. Banyak yang menolak memahami motif para pelaku dan menganggap mereka sebagai manusia tidak tahu diri karena enggan berkorban seperti yang orang tua lakukan pada mereka dulu.
 
Ada pula yang menganggap ketimbang melakukan pembunuhan guna mengakhiri nyawa orang tua karena faktor ketidakmampuan, praktik ubasute bisa jadi opsi terbaik.***
 
Temukan ragam informasi menarik seputar video game, gadget, film, dan animanga terbaru lainnya DI SINI.
 

Editor: Siti Fatimah Adri

Sumber: Ancient Origins


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x