Terhambatnya arus ekspor-impor akibat perang dan sanksi Internasional, tentu akan mempengaruhi kondisi pangan dunia.
Perang ini telah memicu kekhawatiran adanya krisis kelaparan global, terutama di Timur Tengah dan Afrika, yang dampaknya telah terasa.
Hal ini bahkan sudah mulai terasa di salah satu negara termiskin di Timur Tengah, Yaman yang selama beberapa dekade telah hancur akibat perang saudara.
Sebanyak sepertiga gandum di negara itu bergantung pada impor dari Ukraina, yang mana invasi Rusia pastinya akan sangat berdampak.
Mohsen Saleh, seorang penduduk ibukota Yaman, Sanaa mengaku bahwa harga pangan selalu naik di bulan Ramadhan, tetapi tahun ini telah meningkat dengan tidak biasa.
Baca Juga: Hasil Sidang Isbat Awal Ramadhan 2022, dengan Digelarnya Rukyatul Hilal di 101 Titik
"Situasi ekonomi sangat sulit. Kebanyakan orang di Yaman miskin dan kelelahan," kata pria berusia 43 tahun itu.
Kesulitan juga dirasakan di Suriah, dimana 60 persen dari populasi negara itu telah menjadi rawan terhadap krisis pangan.
Masyarakat semakin tersiksa dengan harga minyak goreng yang telah naik sebanyak dua kali lipat, ditambah dengan penjualannya yang mulai dibatasi.