Presiden Rusia Dikabarkan Melepaskan Regu Pembunuh 'Hunter' dan Bersiap untuk Menggunakan 'Bapak Segala Bom'

- 26 Februari 2022, 18:11 WIB
Ilustrasi.Presiden Rusia melepaskan regu pembunuh/pixabay @ArmyAmber
Ilustrasi.Presiden Rusia melepaskan regu pembunuh/pixabay @ArmyAmber /
 
ZONABANTEN.com - Presiden Rusia Vladimir Putin telah melepaskan pasukan khusus pembunuh yang mematikan, dikenal dengan sebutan 'hunter', saat ia meluncurkan upaya nekat lainnya untuk mengambil alih Ukraina.

Melansir dari The Sun, dilaporkan bahwa setiap tentara telah diberi 'setumpuk kartu' dengan foto-foto pejabat senior Ukraina dan petugas keamanan di atasnya, yang Moskow inginkan untuk dibunuh.

Kremlin mengklaim bahwa semua orang di dek telah melakukan 'kejahatan'.

Pasukan khusus Chechnya digambarkan sedang berlatih di hutan Ukraina. Saat mereka mengambil bagian dalam ritual doa Islam, sebelum kemungkinan ditempatkan di garis depan.
 
Baca Juga: UPDATE Krisis Ukraina: Sebuah Rudal Hantam Apartemen di Ibu Kota Ukraina, Kyiv

Pemimpin lapangan Rusia yang memisahkan diri, Ramzan Kadyrov, 45 tahun, Sekutu dekat Presiden Rusia, sebelumnya mengunjungi pasukannya.

Pada hari Kamis, presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa ia telah diperingatkan menjadi 'target nomor satu' untuk pasukan khusus Rusia di Kyiv yang menginginkan dia mati.

Keluarganya juga berada di 'daftar pembunuhan' yang dikeluarkan Moskow untuk pejabat senior pemerintah Ukraina.

Diduga pasukan Chechnya yang dikenal sebagai 'hunter' atau pemburu, telah diberi 'perintah untuk membunuh' jika mereka tidak dapat menahan daftar sasaran politisi dan pejabat Ukraina.
 
Baca Juga: Lolos Kartu Prakerja Gelombang 23? Ini Cara Beli Pelatihan Prakerja di SISNAKER Agar Dapat Insentif

Mereka diyakini berasal dari batalion Selatan Federal Guard Service, yang berbasis di Chechnya.

Pada hari Kamis, Kadyrov bertemu dengan Viktor Zolotov, Direktur Layanan Pengawal Nasional Federal dan sekutu Putin lainnya.

Ada kekhawatiran yang disebabkan invasi Rusia ke Ukraina karena berkembang lebih lambat dari yang diharapkan.

Maka hal yang ditakutkan adalah putin yang marah, dapat melepaskan salah satu senjata paling mematikan, dalam upaya menghancurkan tekad Ukraina.
 
Baca Juga: Dituding Berbohong Soal Kuliahnya, Ini Klarifikasi Lengkap Wirda Mansur

Yaitu senjata termobarik, yang dijuluki 'bapak dari segala bom', ini adalah bahan peledak bertenaga tinggi, dan merupakan salah satu senjata paling kuat yang pernah dibuat, selain bom nuklir.

Senjata ini dikembangkan oleh AS dan Uni Soviet pada 1960-an dan diyakini menelan biaya masing-masing sekitar £12 juta.

Termobarik juga dikenal dengan bom vakum, mereka menggunakan atmosfer sebagai bagian dari ledakan, yang dapat melepaskan ledakan dahsyat, dan dapat menguapkan tubuh, serta menghancurkan organ dalam.

Ledakan termobarik tunggal dapat meninggalkan kawah hingga 300m, dan jika digunakan di lingkungan perkotaan yang padat dapat membunuh ratusan.
 
Baca Juga: Tes Kepribadian: Apa yang Pertama Kali Kamu Lihat? Refleksi Dirimu akan Terungkap dari Gambar Berikut

Pada perang chechnya kedua tahun 1999-2000, senjata itu digunakan oleh tentara Rusia untuk memberikan efek mengerikan.

Dan pada saat itu ibu kota regional Grozny diratakan oleh ledakan, masing-masing cukup kuat untuk meruntuhkan blok kota.

Rusia meledakkan senjata termobarik terbesar yang pernah dibuat pada September 2007, sehingga menciptakan ledakan setara dengan hampir 40 ton.

AS juga menggunakan senjata-senjata tersebut pada Taliban di Afghanistan setelah serangan 11 September 2001.
 
Baca Juga: 5 Tips Jitu Meniruskan Pipi Secara Alami, Tak Perlu Biaya Mahal

"Ketakutan saya adalah jika (tentara Rusia) tidak memenuhi skala waktu dan tujuan mereka, mereka akan tidak pandang bulu dalam menggunakan kekerasan," kata seorang pejabat Barat yang tidak disebutkan namanya.

"Mereka tidak menganut prinsip kebutuhan dan proporsionalitas, dan aturan hukum yang sama seperti yang dilakukan oleh kekuatan Barat," ucapnya.

Pasukan khusus Rusia telah mencapai pinggiran kota Kyiv, sementara persenjataan berat Rusia berjarak sekitar 50 km.

Para pejabat Barat telah memperingatkan, bahwa Rusia dapat membunuh Presiden Zelenskyy dan para menterinya, jika mereka merebut ibu kota.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: The Sun


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x